Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Jakarta Tak Amburadul, Anies Disarankan Kembali Gelar Operasi Yustisi Pendatang

Kompas.com - 11/11/2020, 15:53 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Analis Tata Kota Universitas Trisakti Yayat Supriyatna menyarankan Pemprov DKI Jakarta agar kembali menggelar operasi yustisi bagi para pendatang.

Operasi yustisi, menurut Yayat, bisa menjadi salah satu kebijakan yang mengatur agar Jakarta tidak dicap sebagai kota yang amburadul.

"Dulu ada namanya kebijakan operasi yustisi, dalam konteks pendatang dari luar Jakarta yang masuk setiap tahun," kata Yayat saat dihubungi melalui telepon, Rabu (11/11/2020).

Baca juga: Pengamat: Jakarta Jadi Kota Amburadul karena Warganya Kurang Edukasi

Pasalnya, menurut Yayat, DKI Jakarta kini menjadi amburadul karena banyak dari mereka yang tinggal di Jakarta, tetapi tidak mengerti aturan tinggal menjadi warga Kota Jakarta.

Sebagai cotoh, menurut Yayat, memang benar DKI Jakarta mendapat penghargaan internasional di bidang transportasi, tetapi faktanya halte transjakarta justru dibakar warganya sendri.

"Yang terjadi di Jakarta, kotanya metropolitan, tapi kelakuannya masih katrokan," tutur dia.

Peristiwa membakar halte baru satu contoh bagaimana warga yang tinggal di Jakarta tidak memiliki edukasi tentang merawat fasilitas kota.

Belum lagi tentang pelanggaran lainnya, seperti membuang sampah sembarangan, melawan arus lalu lintas, parkir sembarangan, dan masih banyak lagi.

Apabila Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan enggan melakukan operasi yustisi, kata Yayat, solusi lainnya dapat dilakukan melalui kebijakan program kependudukan yang membangun kesadaran sebagai warga kota.

Baca juga: Megawati Sebut Jakarta Amburadul, Wagub DKI: Kami Anggap Obat Penyemangat

"Program edukasi warga kota, di mana dan kapan itu harus dimulai, itu harus dari unsur pendidikan," kata Yayat.

Saat ini, lanjut Yayat, banyak sekolah di DKI Jakarta yang tidak memasukkan pelajaran tentang lingkungan perkotaan.

Yayat menginginkan pendidikan tentang kesadaran menjadi warga kota ditanamkan sejak sekolah dasar.

"Contoh anak SD, ayo suruh jalan-jalan aja di trotoar. Gaya (budaya) berjalan kaki muncul, ajarkan bagaimana membuang sampah pada tempatnya, itu yang kurang," tutur dia.

Dia juga menilai Jakarta sudah terlalu banyak membangun fisik, tetapi melupakan membangun peradaban perkotaan yang baik.

"Kota ini terlalu banyak membangun aspek fisiknya bukan aspek manusianya. Kita tidak menggunakan infrastruktur untuk membentuk budaya," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com