JAKARTA, KOMPAS.com - Standar ganda, tebang pilih, mengecewakan, memalukan, menyedihkan.
Begitulah sebagian kecil luapan emosi khalayak jagat maya merespons rentetan kerumunan simpatisan pemimpin FPI Rizieq Shihab setelah kembali ke Indonesia.
Rizieq pulang ke Indonesia setelah tinggal di Arab Saudi sejak 2017.
Pantauan Kompas.com, masyarakat menumpahkan kritik negatif tersebut kepada pemerintah pusat dan Pemprov DKI, serta aparat negara dalam merespons pelanggaran protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.
Berbagai respons negatif tersebut terlihat dari komentar netizen di akun resmi Presiden Joko Widodo, Gubernur DKI Anies Baswedan, Kepolisian, hingga Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Emosi publik bukan tanpa sebab. Setidaknya ada lima peristiwa kerumunan yang dilakukan kelompok Rizieq di tengah pandemi Covid-19.
Baca juga: 5 Aktivitas Rizieq Shihab dan Kekhawatiran akibat Munculnya Kerumunan...
Kritikan pecah setelah acara terakhir, yakni pernikahan putri Rizieq, Sharif Najwa Shihab sekaligus menggelar peringatan Maulid Nabi SAW.
Acara tersebut digelar di kediaman Rizieq sekaligus markas FPI di Petamburan, Jakarta, Sabtu (14/11/2020).
Tak tanggung-tanggung, panitia memperkirakan tamu dan jemaah yang hadir mencapai 10.000 orang.
Akibatnya Jalan KS Tubun, Petamburan, sampai ditutup. Massa duduk berdesakan mengabaikan protokol kesehatan.
Acara ini tidak digelar mendadak. Pemerintah sudah mengetahui rencana acara jauh-jauh hari. Jumlah tamu yang diundang sudah diketahui sejak awal, yakni 10.000 undangan.
Baca juga: 10.000 Tamu Resepsi Putri Rizieq Shihab di Tengah Pandemi yang Difasilitasi Negara...
Estimasi jumlah massa tersebut diungkapkan Lurah Petamburan Setiyanto berdasarkan surat dari pihak FPI.
"Kalau dari suratnya sih 10.000 jemaah yang akan hadir," kata Setiyanto kepada Kompas.com, Jumat (13/11/2020).
Berdasarkan estimasi massa tersebut, tentu sejak awal sudah dapat diperkirakan bakal sulit untuk menerapkan protokol kesehatan, terutama jaga jarak.
Sementara Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih berlangsung di Jakarta. Angka penambahan harian kasus Covid-19 di Ibu Kota juga relatif tinggi.
Meski demikian, pihak kelurahan tetap membantu pihak Rizieq dengan menyediakan sejumlah fasilitas seperti tempat cuci tangan, mobil toilet dan ambulans.
Selain itu, Satgas Penanganan Covid-19 juga membantu dengan memberi sumbangan masker dan hand sanitizer.
Setidaknya ada 20.000 masker yang diberikan BNPB, terdiri dari masker medis dan masker kain.
Netizen kemudian membandingkan sikap pemerintah dan Satgas tersebut dengan ketegasan petugas kepada masyarakat yang melanggar protokol kesehatan, terutama tidak mengenakan masker.
Baca juga: Satgas: Pemprov DKI Tak Pernah Izinkan Resepsi Pernikahan Putri Rizieq Shihab
Netizen mengungkit kerja sosial seperti menyapu jalanan yang harus dilakukan para pelanggar masker. Sanksi lain, membayar denda.
Tak jarang, terjadi adu mulut antara pelanggar dengan petugas saat razia.
Publik juga membandingkan langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang melakukan sidak ke salah satu restoran di kawasan Jakarta Selatan untuk mengawasi penerapan protokol kesehatan.
Anies kemudian menyuruh anak buahnya untuk menutup sementara restoran tersebut dan mengenakan sanksi denda Rp 50 juta.
Baca juga: Sidak Kafe yang Ramai Pengunjung di Jaksel, Anies: Tahu Aturan?
Sebab restoran itu terbukti tak menjalankan protokol kesehatan, salah satunya membiarkan pengunjung berkerumun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.