Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Pasien Covid-19 di Depok Melonjak Sepekan Terakhir

Kompas.com - 19/11/2020, 10:25 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kota Depok selama sepekan terakhir mengalami lonjakan jumlah pasien/kasus aktif Covid-19 yang relatif tinggi.

Kenaikan grafik Covid-19 di Depok tepat terjadi sejak pekan lalu, Rabu (11/11/2020).

Pada Rabu itu, jumlah pasien Covid-19 di Depok mencapai jumlah 1.006 orang.

Baca juga: Wisma Makara UI Siap Tampung 120 Warga Depok OTG Covid-19

Sepekan berselang, Rabu (18/11/2020) kemarin, jumlahnya sudah meningkat nyaris 45 persen, menjadi 1.450 pasien.

Selama kurun 7 hari itu, empat kali Kota Depok mencatat temuan kasus baru Covid-19 di atas 100.

Rinciannya, temuan kasus baru Covid-19 di Depok mencapai 131 dan 125 kasus pada 14 dan 15 November.

Lalu pada 17 November, ada penambahan 205 kasus baru. Angka tersebut tertinggi sejak 1,5 bulan terakhir.

Kemudian, Rabu kemarin, ada penambahan 120 kasus.

Baca juga: 77 Persen Pasien Covid-19 di Depok Isolasi Mandiri di Rumah

Tak diketahui peningkatan ini disebabkan banyaknya tes swab yang dilakukan pemerintah atau bukan.

Pasalnya, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok tak pernah mengungkapkan realisasi jumlah tes PCR harian.


Padahal sebelumnya, tren pandemi virus corona sempat membaik di Depok, sebagaimana halnya yang juga terjadi secara umum di Jabodetabek.

Pada 11 Oktober lalu, pasien Covid-19 di Depok mencapai jumlah tertinggi sepanjang riwayat pandemi, yakni 1.564 pasien.

Setelahnya, jumlah pasien terus merosot sampai mencapai titik terendahnya pada 4 November lalu, dengan jumlah 987 pasien.

Baca juga: Semua Kecamatan di Depok Kini Zona Oranye, Tak Ada Lagi Zona Kuning

Dalam kurun 4-11 November, jumlah pasien relatif stabil di kisaran 987-1.052 pasien, sebelum akhirnya melesat naik sampai saat ini.

Kompas.com coba menanyakan perihal ini kepada Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, namun belum memperoleh tanggapan hingga berita ini disusun.

Sebelumnya, epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengemukakan bahwa kenaikan kasus Covid-19 mulai terjadi sepekan belakangan di Jakarta dan sekitarnya serta banyak wilayah lain di Indonesia.

Penyebabnya, pergerakan penduduk sangat tinggi ketika libur panjang cuti bersama pada akhir Oktober lalu.

"Dua minggu ini kita sedang 'menikmati' panen kasus akibat cuti bersama," ujar Pandu saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/11/2020).

"Cuti bersama ini dampaknya nasional, jadi (saat cuti bersama) Jawa Barat juga penuh, Jawa Tengah penuh. Ini karena libur panjang yang munculnya (terdeteksi) memang 2 minggu kemudian," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com