DEPOK, KOMPAS.com - Kandidat nomor urut 2 pada Pilkada Depok 2020, Mohammad Idris-Imam Budi Hartono berulang kali menjebak lawan mereka, Pradi Supriatna-Afifah Alia dengan ragam istilah teknis dalam debat publik perdana, Minggu (22/11/2020).
Hampir semuanya gagal dilalui Pradi-Afifah dengan mulus, diawali ketika Pradi ditanya soal TPB (tujuan pembangunan berkelanjutan/sustainable development goals -- SDGs), dan Afifah dicecar soal KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara) serta APE (Anugerah Parahita Ekapraya).
Pradi pun merasa gerah dan coba balas menyerang ketika Idris menanyakannya soal istilah 100-0-100.
"Istilah-istilah yang tidak familiar di publik, termasuk beberapa waktu lalu, sebetulnya saya berkeberatan," kata Pradi.
"Saya tanya lagi, sebetulnya Pak Wali ini, saat ini masih wali (kota) dan saya sebagai wakil, paham betul tidak apa yang dikatakan 100 berbanding 100? Jangan-jangan tidak paham beliau tentang hal ini. Saya perlu mendengarkan juga apa yang beliau sampaikan," ungkapnya.
Jawaban ini justru jadi sasaran empuk Idris. Menurutnya, istilah-istilah itu mestinya dipahami oleh pimpinan daerah.
"Istilah-istilah strategis ini, apa lagi ini amanat dari pemerintah pusat, harus kita pahami," ujarnya.
Idris lalu mengungkapkan bahwa istilah 100-0-100 populer di kalangan masyarakat miskin.
Istilah itu berarti 100 persen air minum layak bagi masyarakat, 0 persen wilayah kumuh, dan 100 persen realisasi sanitasi.
"Ini sangat menyentuh kebutuhan warga dan masyarakat. Aneh kalau pimpinan di daerah tidak paham tentang masalah ini," kata Idris.
Baca juga: Idris-Imam Janji Keluarkan Kartu Depok Sejahtera di Akhir Debat Pilkada, Apa Itu?
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan