Paslon nomor urut 2 ini lebih banyak menyerang petahana yang berada di nomor urut 3. Azizah mengatakan dalam akhir sesi debat bahwa pemerintahan Kota Tangsel saat ini sudah kebal dengan penderitaan masyarakat Tangsel.
"Masyarakat membutuhkan perubahan, masyarakat membutuhkan udara segar kepemimpinan, karena kepemimpinan saat ini sudah kebal pada penderitaan masyarakat," ujar Azizah.
Dia menyayangkan penderitaan yang dirasakan masyarakat Tangsel, mulai dari ketimpangan sosial, sulitnya mencari lapangan kerja, hingga sekelumit masalah di Tangsel, dibiarkan oleh Pemkot Tangsel saat ini.
"Tetapi, sungguh tidak wajar ketika kita membiarkan masyarakat merasakan penderitaan lebih lama lagi," kata dia.
Baca juga: Daun Kelor Dibahas dalam Debat Pilkada Tangsel, Azizah Sebut Bisa Jadi Solusi Pandemi Covid-19
Dia kemudian menawarkan perubahan untuk Kota Tangsel menuju kota yang lebih baik. Dia kembali menyindir paslon nomor urut 3 petahana dengan menyebut dirinya tidak memiliki beban masa lalu.
"Kami Azizah-Ruhama menawarkan perubahan. Kami memberikan harapan, kami satu-satunya paslon yang tidak memiliki beban masa lalu," kata dia.
Namun, tidak ada satu pun ide dan gagasan yang disebut di akhir sesi tersebut, kecuali gagasan penanaman pohon kelor yang dinyanyikan Azizah di akhir pidatonya.
"Lebat-lebat-lebaaat, lebat pohon kelor, ayo kita semangat, jangan kasi kendor dor dor," kata Azizah.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan