BEKASI, KOMPAS.com - Nur Astuti, selaku ibu yang anaknya meninggal saat mengemis, sudah sering ditegur oleh suaminya.
Sang suami sudah melarang Astuti mengemis sambil membawa anaknya, terlebih saat sang buah hati dalam keadaan sakit.
"Memang sudah dilarang mengemis. Tapi karena ibunya keras kepala jadi enggak mau nurut. Sama warga juga dilarang, kasihan anaknya, tapi dia juga enggak nurut," kata Nurlela, tetangga Astuti saat ditemui di permukiman RW 07, Kelurahan Bojong Menteng, Kota Bekasi, Rabu (2/12/2020).
Astuti bersikukuh ingin mengemis demi membeli susu anaknya. Alasan itu yang selalu disebutkan wanita berusia 32 tahun itu kala terbentur izin suami.
Baca juga: Bayi Meninggal Saat Dibawa Mengemis di Kota Bekasi, Dinsos: Ibunya ODGJ
Padahal menurut Nurlela, kondisi sang anak terbilang cukup parah. Hampir beberapa bulan terakhir anak Astuti sudah sakit.
Bahkan karena sakit, putra Astuti itu belum bisa berjalan walau sudah menginjak usia dua tahun.
Namun ketika ingin diimunisasi oleh petugas, Astuti selalu menolak.
"Enggak pernah diimunisasi. Saya kan kader Posyandu, kalau kita datang ke rumah ya langsung mengunci pintu. Sekali pun enggak pernah diimunisasi anaknya," kata Nurlela.
Dalam kondisi itu, lanjut Nurlela, Astuti tetap membawa anaknya untuk mengemis. Balita berusia dua tahun itu meninggal saat digendong Astuti yang sedang meminta-minta di kawasan Bantar Gebang pada Kamis (26/11/2020).
Baca juga: Bayi Meninggal Dalam Gendongan Ibunya Saat Mengemis, Pemkot Bekasi Mengaku Lalai
"Kami dapat kabar katanya anaknya meninggal. Malamnya pukul 20.00 langsung dibawa ke sini sama polisi. Pukul 21.00 langsung dimakamkan," kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.