Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Kenaikan Gaji DPRD DKI, Taufik: Ahok Jangan Ngamuk Dulu, Tanya ke Sini

Kompas.com - 07/12/2020, 15:32 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik meminta agar mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak mengamuk soal informasi kenaikan gaji dan tunjangan DPRD DKI Jakarta.

Taufik menyarankan, agar Ahok datang ke Gedung DPRD DKI Jakarta dan langsung menanyakan kepada para pimpinan DPRD DKI terkait isu kenaikan gaji yang beredar.

"Ya pak Ahok nanya dulu ke sini jangan ngamuk-ngamuk dulu, yang benar (anggarannya) berapa gitu lho," kata Taufik saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (7/12/2020).

Baca juga: Ahok: Tunjangan Rumah Anggota DPRD DKI Rp 110 Juta, Saya Ngamuk Baca Itu

Taufik mengatakan, Ahok menjadi salah satu korban disinformasi yang dilayangkan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Dia menilai, Ahok mendapat informasi yang keliru sehingga harusnya langsung menanyakan anggaran gaji dan tunjangan tersebut langsung ke pimpinan DPRD DKI.

"Nanya sama DPRD aja, nggak usah ngamuk-ngamuk nanya dulu yang benar berapa, makanya dapat informasinya keliru," kata Taufik.

Dia menegaskan, rancangan anggaran Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang beredar bukanlah yang disetujui.

Taufik mengatakan, tidak ada perubahan kenaikan anggaran baik dari sisi gaji dan tunjangan untuk anggota DPRD DKI Jakarta.

"Nggak ada naik, nggak ada naik tunjangan rumah, nggak ada. Makanya sebaiknya tanya dulu lah sebelum ngomong ya," tutur Taufik.

Baca juga: DPRD DKI Jakarta Batal Naik Gaji, Pras: Kembali ke APBD 2020

Pembatalan kenaikan gaji juga sebelumnya ditegaskan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.

Dia menjelaskan, semua rancangan anggaran RKT dikembalikan seperti tahun 2020.

"Sekarang saya nyatakan, saya Pimpinan Anggota DPRD, itu semua (anggaran RKT) terevaluasi dan kembali ke APBD 2020," kata Pras.

Ahok sebelumnya mengaku marah ketika mengetahui ada anggaran tunjangan rumah anggota DPRD DKI hingga Rp 110 juta per bulan.

"Saya baca sampai tunjangan rumah (anggota DPRD DKI) Rp 110 juta di medsos. Saya ngamuk baca itu," kata Ahok dalam akun YouTube pribadinya @Panggil Saya BTP, Minggu (6/12/2020) malam.

Baca juga: Ahok Sentil Politisi Muda DPRD DKI: Diam-diam Nikmati Tunjangan Tak Wajar, Katanya Jujur

Ahok menilai anggota DPRD DKI tidak layak mendapat kenaikan gaji dan tunjangan di masa pandemi Covid-19 saat ini.

Sebelumnya, beredar luas rancangan anggaran RKT DPRD DKI Jakarta per anggota mencapai Rp 8,3 miliar per tahun.

Dengan anggaran tersebut, rata-rata per bulan anggota DPRD DKI Jakarta bisa mengantongi uang sebanyak Rp 689 juta.

Polemik tersebut berlanjut, beberapa dari fraksi sempat setuju apabila anggaran tersebut disahkan untuk kegiatan anggota Dewan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com