Masyarakat Betawi menyebutnya sebagai “maen pukulan”. Pada saat itu, para jawara lebih banyak menggunakan permainan otot. Namun, seiring berjalannya waktu, maen pukulan Betawi mengalami evolusi.
“Masyarakat atau generasi baru Betawi saat ini lebih mengutamakan penggunaan otak daripada otot. Mereka mengimplementasikannya dalam bentuk sastra, lukis, film, maupun humor,” ujarnya.
Dalam wawancaranya dengan harian Kompas, Ketua Perkumpulan Betawi Kita, Roni Adi Tenabang, merasa prihatin dengan perkembangan silat Betawi saat ini.
Itu karena ada kecenderungan saat ini pencak silat Betawi terpinggirkan dan dianggap kesenian kampung.
Padahal, banyak hal positif yang terdapat dalam pencak silat, di antaranya menghargai sesama dan yang lebih tua.
Di sekolah-sekolah, misalnya, seni bela diri karate dan taekwondo yang diimpor dari negara asing justru lebih terkenal dibandingkan dengan kebudayaan lokal yang dimiliki Betawi.
Baca juga: Evolusi Pencak Silat Betawi, dari Maen Otot ke Maen Otak
Meski begitu, silat Betawi sebenarnya masih berkembang dan diminati oleh warga. Buktinya, sanggar-sanggar silat Betawi masih eksis sampai sekarang. Namun, sayangnya, silat Betawi tidak dikelola dengan modern.
Bahkan, ada kecenderungan satu kelompok merasa ekslusif dibandingkan dengan yang lainnya. Padahal, jika dikelola secara modern, silat Betawi dapat bernilai dan hidup secara berkelanjutan.
”Manajemen silat Betawi selama ini hanya bertumpu pada ketokohan. Setelah tokoh meninggal, akhirnya silat hilang. Seharusnya, silat Betawi dikelola dengan manajemen modern untuk menghidupkan perguruan,” kata Roni.
Dalam buku Maen Pukulan Khas Betawi karya GJ Nawi, misalnya, dituliskan ada 317 aliran main pukul (pencak silat) Betawi. Namun, setidaknya terdapat lima aliran yang namanya banyak dikenal masyarakat.
Aliran silat yang pertama adalah silat sabeni yang berasal dari Tanah Abang, Jakarta Pusat. Aliran ini didirikan oleh tokoh bernama Sabeni yang kini diteruskan oleh sang cucu, yakni Zulbachtiar Sabeni.
Kedua adalah aliran silat beksi yang berasal dari bahasa Tiongkok "Bie Sie". "Bie" berarti pertahanan dan "Sie" empat. Artinya, beksi berarti pertahanan empat penjuru. Perguruan Beksi lahir dan berkembang di wilayah Jakarta Selatan.
Ketiga adalah aliran silat cingkrik bisa ditemui di daerah Rawa Belong, Jakarta Barat. Tokoh Si Pitung disebut-sebut salah satu tokoh yang menekuni dan mengajarkan pencak silat Cingkrik.
Kemudian, keempat adalah aliran silat paseban yang namanya diambil dari nama kelurahan di Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Aliran ini didirikan oleh M Soleh.
Selanjutnya yang kelima adalah aliran silat cimacan. Aliran ini berasal dari Banten dan dikembangkan di daerah Karang Tengah dan Lebak Bulus. Ciri khas perguruan ini adalah jurus macannya. Guru besar dari silat aliran ini adalah Ahmad Ramli Topan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.