Mereka juga krisis air bersih karena jaringan perpipaan milik PT Palyja dan Aetra sempat terputus.
Tak hanya itu, ruang gerak warga juga terbatas karena lumpuhnya transportasi umum seperti KRL dan Transjakarta.
Bahkan, penerbangan di bandara Halim Perdanakusuma juga terpaksa dibatalkan akibat landasan tergenang banjir.
Baca juga: Kaleidoskop 2020: Perjalanan Gibran di Pilkada Solo, Sempat Apolitik hingga Unggul Perolehan Suara
Lebih tragis, banjir tak hanya menyebabkan banyak warga harus mengungsi, tapi juga menelan korban jiwa.
Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) mencatat bahwa ada sembilan orang meninggal dunia karena banjir.
"Dari data yang berhasil dihimpun oleh BNPB dari berbagai sumber, menemukan ada 9 korban meninggal dunia karena bencana banjir dan tanah longsor," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi BNPB, Agus Wibowo.
Dari sembilan korban jiwa, tiga orang dari wilayah Cipinang, Jakarta Timur, tiga dari Cinere, Depok. Dua orang merupakan warga Bogor dan sisanya dari Kemayoran, Jakarta Pusat.
Air yang merendam Jabodetabek membutuhkan waktu lama untuk surut. Bahkan, kondisi masih sama di sejumlah tempat sekitar dua minggu setelah Tahun Baru.
Mall Taman Anggrek di Jakarta Barat dan Mall Cipinang Indah di Jakarta Timur contohnya. Hingga 13 Januari, area basement masih terendam banjir.
Baca juga: Kaleidoskop 2020: 5 Acara Besar di Dunia yang Ditunda dan Dibatalkan karena Pandemi Covid-19
Berselang 1,5 bulan kemudian, Jakarta kembali diterjang masalah banjir cukup parah. Pada 24 Februari, akibat hujan ekstrem, sejumlah kawasan tergenang air cukup tinggi.
Seperti di Tahun Baru, banjir juga melumpuhkan aktivitas warga. Tercatat, setidaknya 294 RW Terendam banjir. Akibatnya, lebih dari 3.500 jiwa harus mengungsi.
Akibat banjir jilid kedua tahun ini, sebanyak 243 warga Jakarta mengajukan gugatan melawan hukum yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Senin (13/1/2020).
Mereka melaporkan Anies sebagai gubernur dinilai lalai menjalankan tugasnya.
Sebab tidak adanya informasi dini terkait banjir dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada masyarakat khususnya daerah kawasan yang di bantaran kali Ciliwung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.