JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir hebat sambut warga Jakarta, Tangerang, dan Bekasi pada Tahun Baru, buntut dari hujan yang tak kunjung berhenti mengguyur di malam pergantian tahun 31 Desember 2020. Berjam-jam hujan tak kunjung surut.
Namun, perayaan Tahun Baru ketika itu masih tetap gegap gempit digelar di berbagai titik di ibu kota. Usai tengah malam, warga kembali ke rumah dan beristirahat.
Tanpa disangka, pagi harinya, warga dikejutkan dengan bencana yang sudah di depan mata.
Masyarakat bukan hanya dipusingkan dengan tingginya genangan air di sekitar rumah mereka, tetapi juga mengalami krisis listrik, air, dan mobilitas.
Baca juga: Kaleidoskop 2020: Bantuan Pemerintah Selama Pandemi Covid-19
Akibat banjir, Perusahaan Listrik Negara (PLN) memadamkan listrik selama sekitar satu hari guna menghindari terjadinya korsleting.
Sementara luapan banjir membuat transportasi umum Jabodetabek seperti Commuter Line dan Bus TransJakarta tidak beroperasi di beberapa rute.
Berikut rangkuman dari berita banjir di Tahun Baru 2020 yang melumpuhkan Jabodetabek.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat itu mencatat curah hujan ekstrem yang mencapai hingga 377 milimeter (mm) terjadi sejak Selasa sore sebagai penyebab utama banjir.
Angka tersebut merupakan curah hujan tertinggi yang menerpa wilayah Jabodetabek. Tercatat, rekor sebelumnya terjadi pada 2007 yang mencapai 340 mm per hari.
Baca juga: Kaleidoskop 2020: Kala Dunia Diuji oleh Virus Corona
Sejumlah pemukiman penduduk dan ruas jalan praktis terendam banjir dengan ketinggian setidaknya 30 cm hingga ratusan sentimeter.
Ribuan warga pun harus mengungsi dikarenakan rumah mereka terendam banjir.
Warga yang tertahan di rumah masing-masing juga mengalami kendala seperti pemadaman listrik selama sekitar satu hari di 724 wilayah.