Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/12/2020, 08:36 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Calon penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta mulai berdatangan untuk melakukan rapid test antigen, Rabu (23/12/2020) pagi.

Sekitar pukul 08.00 WIB, antrean mulai tampak di Shelter Kalayang Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta. Shelter kalayang Terminal 2 memang menjadi salah satu tempat melakukan rapid test antigen yang sudah diwajibkan.

Antrean yang ada tidak terlalu panjang. Hanya terdapat sekitar 20 orang yang mengantre untuk melakukan pemindaiandata diri, tepat sebelum melakukan rapid test antigen.

Bahkan, karena sedikit yang mengantre, mereka dapat menemukan kursi masing-masing agar tidak perlu berdiri sembari menunggu giliran melakukan rapid test antigen.

Baca juga: Minim Informasi Jadi Salah Satu Penyebab Antrean Panjang Rapid Test Antigen di Bandara Soetta

Di satu sisi, cukup banyak calon penumpang yang tengah menunggu hasil rapid test mereka. Tampak sekitar 40 orang yang menunggu hasil tes mereka.

Walau kebijakan rapid test antigen ini sudah berlaku sejak kemarin, Selasa (22/12/2020), masih ada calon penumpang yang membawa hasil rapid test antibodi.

Karena itu, calon penumpang tersebut harus melakukan rapid test antigen. Pasalnya, rapid test antibodi sudah tak berlaku lagi.

Seperti yang dialami Endang Yuliastri, perempuan yang hendak menuju Surabaya siang nanti. Ia mengaku, telah melakukan rapid test antibodi sejak Minggu (20/12/2020) lalu di salah satu klinik di Jakarta Barat.

Baca juga: Tak Tahu Aturan Baru, Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta Kaget Hasil Rapid Test Antibodi Ditolak

"Iya, saya lupa banget kalau ternyata harus pakai rapid test antigen," ujar Yuli sembari tergesa-gesa masuk ke antrean yang ada.

Yuli mengungkapkan, ia tergesa-gesa karena takut antrean calon penumpang rapid test antigen akan ramai.

"Takut rame nih. Saya masih mau check-in juga soalnya," kata Yuli.

Tak seperti Yuli, Ramadan Surya memang mengaku sudah berencana melakukan rapid test antigen pagi ini.

"Flight saya ke Makassar masih nanti sore. Tapi sengaja rapid sekarang biar enggak ngantre panjang," ujar Ramadan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com