Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perilaku Janggal Aiptu Slamet Sebelum Tembak Anak Istri dan Diri Sendiri di Depok

Kompas.com - 31/12/2020, 13:45 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Parung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat dikejutkan dengan berita tewasnya seorang pria karena bunuh diri pada Rabu (30/12/2020) siang.

Pria tersebut kemudian diketahui bernama Aiptu Slamet Teguh Priyanto, seorang polisi di Polsek Tebet, Jakarta Selatan.

Aiptu Slamet menembak anaknya yang juga berprofesi sebagai polisi, lalu istrinya, sebelum mengakhiri hidupnya dengan pistol yang sama.

Baca juga: Sederet Fakta Polisi Tembak Anak Istri lalu Bunuh Diri di Depok, Berawal dari Cekcok

Menurut kesaksian warga setempat, terdengar adanya cekcok di kediaman Aiptu Slamet.

Tak lama kemudian, terdengar suara letusan pistol sebanyak tiga kali.

Aiptu Slamet meninggal di lokasi kejadian setelah meletuskan pistol ke dalam mulutnya sendiri.

Dilansir dari Tribunjakarta.com, Kanit Reskrim Polsek Tebet AKP Agus Herwahyu Adi mengaku kerap bertemu Aiptu Slamet pada malam hari setelah menjalankan tugas masing-masing.

Akan tetapi, pada Selasa malam menjelang Rabu dini hari, ia tidak melihat keberadaan Aiptu Slamet.

"Kalau malam itu habis lepas dinas biasanya ketemu (Aiptu Slamet). Biasanya nongkrong di luar, depan lobi. Tapi semalam nggak ada," kata Agus kepada TribunJakarta.com.

Meski demikian, Agus sama sekali tidak memiliki prasangka buruk terhadap Aiptu Imam.

"Saya pikirnya dia mungkin capek atau gimana lah," ucap Agus.

Sosok tenang dan senang bercanda

Selama ini, menurut Agus, Aiptu Slamet bertugas di bagian Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).

Baca juga: Polisi di Depok yang Tembak Anak-Istri Sebelum Bunuh Diri Dikenal Ramah

"Dia (Aiptu Slamet) di bagian SPKT, sudah 20 tahun di sini (Polsek Tebet)," ujarnya.

Agus mengungkapkan, mantan rekan sekerjanya itu selama ini dikenal sebagai pribadi yang tenang.

Karena itu, Agus mengaku tidak tahu bahwa Aiptu Slamet memiliki masalah terutama di rumah tangganya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com