Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat RS Darurat Wisma Atlet Kesulitan Merujuk Pasien Covid-19

Kompas.com - 05/01/2021, 06:03 WIB
Ihsanuddin,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 yang terus bertambah di Jakarta membuat ketersediaan tempat tidur rumah sakit rujukan di ibu kota kian menipis. Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet pun harus mengantre saat merujuk pasien gejala berat ke RS rujukan.

Hingga 2 Januari 2021, kasus aktif Covid-19 di Jakarta tercatat sebanyak 15.471 atau meningkat 18 persen dari dua pekan sebelumnya yakni 13.066 kasus.

Peningkatan jumlah kasus aktif Covid-19 itu berdampak pada ketersediaan tempat tidur di rumah sakit.

Baca juga: Rumah Sakit Penuh, RSD Wisma Atlet Pun Harus Antre untuk Rujuk Pasien Covid-19 Gejala Berat

Hingga 3 Januari 2021, dari 7.379 tempat tidur isolasi, sudah terisi 6.385 tempat tidur. Artinya, hanya tersisa 13 persen tempat tidur isolasi di rumah sakit rujukan Covid-19.

Sementara itu, dari 960 tempat tidur ICU, sudah terisi 79 persen atau 762 tempat tidur.

Antre

Pihak RSD Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta Pusat kini mengaku kesulitan saat akan merujuk pasien dengan gejala berat ke rumah sakit lain.

"Di luar penuh semua. Kami pun merujuk ke ICU permanen di RS rujukan antre juga," kata Komandan RSD Wisma Atlet Letnan Kolonel Laut drg M Arifin kepada Kompas.com, Senin (4/1/2021).

RS Wisma Atlet akhirnya tetap melakukan perawatan sementara waktu kepada pasien gejala berat sambil menunggu ruang intensive care unit (ICU) di RS lain tersedia.

Arifin mengemukakan bahwa RSD Wisma Atlet sejak awal tak didesain untuk menampung pasien Covid-19 dengan gejala berat. Karena bentuknya adalah apartemen, RSD Wisma atlet ini hanya didesain untuk menampung pasien tanpa gejala, gejala ringan dan sedang.

Hal ini terlihat dari fasilitas RSD Wisma Atlet yang tak memiliki ruang ICU. RS Wisma Atlet hanya memiliki 45 tempat tidur high care unit (HCU) serta 5 tempat tidur ICU transisi.

HCU levelnya di atas kamar perawatan biasa tetapi masih di bawah ICU. Sementara ICU transisi merupakan tempat perawatan untuk menstabilkan kondisi pasien yang hendak dibawa ke ICU permanen rumah sakit rujukan.

"Ya kami bisa backup di HCU tapi penuh juga," ujar Arifin.

Saturasi oksigen rendah

Arifin menyebutkan, pasien dengan gejala berat di RSD Wisma atlet umumnya mengalami sesak napas karena saturasi oksigen rendah. Jumlah pasien dengan kategori ini meningkat dalam beberapa waktu terakhir seiring meningkatnya kasus Covid-19 di Ibu Kota.

"Sekarang ini sedang naik pasien yang datang dengan saturasi oksigen rendah," kata Arifin.

Batas aman kadar oksigen dalam darah adalah 96 persen. Namun, banyak pasien Covid-19 yang datang dengan saturasi oksigen jauh di bawah standar itu sehingga kondisinya memburuk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com