Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Penyintas Covid-19 yang Hanya Bisa Isolasi Mandiri, Dikucilkan Tetangga dan Bahan Gunjingan

Kompas.com - 13/01/2021, 15:30 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, TANGERANG, KOMPAS.com - Tingginya angka positif Covid-19 di DKI Jakarta dan sekitarnya pascalibur Natal dan Tahun Baru mendapat beragam tanggapan.

Terhitung sejak 6 Januari 2021, angka kasus positif harian Covid-19 di DKI Jakarta selalu lebih dari 2.000 kasus.

Bahkan, pada 8 Januari 2021, ada penambahan 2.959 kasus, angka tertinggi sejak awal pandemi.

Penambahan kasus baru secara masif ini mendapat komentar dari penyintas Covid-19.

Pria berinisial CB (27), misalnya. Warga Cikupa, Tangerang yang bekerja di wilayah DKI menilai, sulit bagi sejumlah masyarakat untuk memahami pentingnya menerapkan protokol kesehatan (prokes) bila belum pernah merasakan.

"Katakan saya jahat, tapi banyak orang Indonesia tidak akan pernah sadar kalau mereka tidak pernah merasakan sendiri. Jadi, saya apatis dengan mereka yang bandel terhadap prokes. Selama mereka tidak bersinggungan dengan keluarga yang saya cintai," ucap CB kepada Kompas.com, Rabu (13/1/2021).

CB mengungkapkan, dirinya positif Covid-19 pada akhir Maret 2020, ketika wabah tersebut baru terdeteksi di Indonesia.

Baca juga: Berstatus Penyintas Covid-19, Bima Arya Tak Masuk Daftar Penerima Vaksin Tahap Pertama di Kota Bogor

Dugaannya, ia terpapar terpapar virus SARS-CoV-2 saat berada di mal untuk service laptop sebagai persiapan work from home atau di kantor ketika berada di satu ruangan dengan rekan yang batuk.

"(Setelah positif), pihak rumah sakit menyarankan saya untuk isolasi mandiri mempertimbangkan riwayat kesehatan dan usia," jelas CB.

CB mengaku sejumlah warga di sekitar rumahnya mengucilkan ia dan keluarga.

"Tetangga pada ngucilin, beberapa saja yang tidak. Tetangga depan rumah yang punya usaha katering rajin antarkan sayur-sayuran dan ditaruh di pagar rumah. Selebihnya ya diomongin. Ada petugas (kesehatan) datang, malah dikerubungin. Mama saya sampai menangis karena ketika mengintip ke jendela, selalu kedapatan orang-orang yang mengawasi rumah," papar CB.

Diakui CB, tidak mudah menjalankan isolasi mandiri. Namun, ia tetap mengikuti saran dokter dan orangtua demi kembali pulih.

"Tidur teratur sebelum jam 10 malam. Makan protein dan sayur, jemur badan rutin di loteng rumah setiap jam 8-10 pagi. Obat-obatnya dihabisin," kata CB.

Covid bukan aib tapi musuh tidak terlihat

Curhatan lain disampaikan penyintas Covid-19 lainnya, Yogi Ridoasi.

Warga Duren Sawit, Jakarta Timur itu mengaku tidak tahu pasti kapan terpapar saat dinyatakan positif Covid-19 pada 13 November 2020.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com