Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertinggi, 2.121 Jenazah di Jakarta Dimakamkan dengan Protap Covid-19 Sepanjang Januari

Kompas.com - 25/01/2021, 17:27 WIB
Rindi Nuris Velarosdela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Angka kematian akibat Covid-19 di DKI Jakarta terus meningkat hingga menyebabkan krisis lahan pemakaman. Berdasarkan data Dinkes DKI Jakarta per Minggu (24/1/2021) kemarin, total kasus Covid-19 di Jakarta adalah 221.567 kasus.

Dari jumlah tersebut, 249.815 orang dinyatakan sembuh dengan tingkat kesembuhan sebesar 88,7 persen. Sementara itu, 4.024 orang dilaporkan meninggal dunia dengan tingkat kematian sebesar 1,6 persen.

Berdasarkan paparan data Perupa Data yang dibagikan melalui akun Twitter @perupadata, tercatat 13.015 jenazah dimakamkan dengan protap Covid-19 sejak Maret 2020 hingga Januari 2021.

Baca juga: Wagub DKI : Krisis Lahan Pemakaman Bukan Hanya Terjadi di Jakarta

Sebanyak 2.121 jenazah dimakamkan dengan protap Covid-19 pada periode 1-23 Januari 2021. Jumlah tersebut merupakan angka tertinggi selama pandemi Covid-19 di Ibu Kota.

Berikut rincian data pemakaman dengan protap Covid-19 di DKI Jakarta sejak Maret 2020 hingga Januari 2021:

  • Maret 2020 : 354 jenazah
  • April 2020 : 1.241 jenazah
  • Mei 2020 : 892 jenazah
  • Juni 2020 : 575 jenazah
  • Juli 2020 : 630 jenazah
  • Agustus 2020 : 1.183 jenazah
  • September 2020 : 1.649 jenazah
  • Oktober 2020 : 1.271 jenazah
  • November 2020 : 1.203 jenazah
  • Desember 2020 : 1.896 jenazah
  • 1-23 Januari 2021 : 2.121 jenazah

Pemerintah provinsi DKI Jakarta telah menyediakan 4 tempat pemakaman umum untuk jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19 yakni TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur, TPU Tegal Alur di Jakarta Barat, TPU Srengseng Sawah di Jakarta Selatan, dan TPU Bambu Wulung/Bambu Apus di Jakarta Timur.

Baca juga: Tiga Hari Dibuka, Sudah 86 Jenazah Dimakamkan di TPU Bambu Apus dengan Protap Covid-19

Namun, lahan pemakaman di TPU Pondok Ranggon dan TPU Tegal Alur dilaporkan penuh sejak Januari 2021. Perlu diketahui, TPU Tegal Alur yang dibuka sejak 25 Maret 2020 mampu menampung 4.500 jenazah.

Sedangkan TPU Pondok Ranggon yang dibuka sejak 10 Maret 2020 mampu menampung 4.700 jenazah. Pemprov DKI kemudian membuka lahan pemakaman khusus Covid-19 di TPU Srengseng Sawah pada 12 Januari 2021. TPU Srengseng Sawah mampu menampung 560 jenazah, namun kini hanya tersisa 11 lahan kosong.

Sementara itu, TPU Bambu Wulung/Bambu Apus dibuka sejak 21 Januari. TPU yang berlokasi di Jakarta Timur itu mampu menampung 800 jenazah, namun kini sudah tersisa 686 lahan kosong.

Rencana Pemprov DKI Tambah Lahan Pemakaman

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sebelumnya mengatakan, permasalahan krisis lahan pemakaman jenazah pasien Covid-19 bukan hanya terjadi di Ibu Kota, melainkan di daerah-daerah lainnya, bahkan di dunia.

"Masalah (krisis) makam memang secara umum, enggak cuma di Jakarta, di dunia pasti menghadapi masalah tanah. Bukan hanya Jakarta, tapi ibu kota di seluruh dunia memiliki kompleksitas tersebut, tanah untuk gedung, jalan, waduk, termasuk untuk pemakaman," kata Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (22/1/2021) seperti dilansir dari Antara.

Baca juga: Wagub Riza Patria Sebut Tingkat Keterisian RS untuk Pasien Covid-19 Meningkat

Riza mengakui angka kematian akibat Covid-19 di Ibu Kota mulai meningkat sehingga mempengaruhi ketersediaan lahan pemakaman. Namun, Pemprov DKI sedang menyiapkan sejumlah langkah untuk mengatasi krisis lahan pemakaman jenazah pasien Covid-19, salah satunya adalah menyiapkan lima TPU baru.

"Pemprov DKI sudah menambah luasan pemakaman di beberapa tempat seperti Srengseng Sawah, Bambu Wulung, Semper, Joglo, dan pemakaman umum lainnya. Di beberapa titik tersebut disiapkan tempat pemakaman untuk Covid-19 termasuk di Rorotan," ujar Riza.

Kasus Kematian Meningkat 120 Persen

Untuk diketahui, dalam dua pekan terakhir yakni tanggal 11-24 Januari 2021, kasus kematian akibat Covid-19 di Ibu Kota bertambah 507 kasus.

Berikut rincian kasus kematian akibat Covid-19 di Jakarta dalam dua pekan terakhir:

11 Januari: 34 meninggal dunia
12 Januari: 38 meninggal dunia
13 Januari: 45 meninggal dunia
14 Januari: 41 meninggal dunia
15 Januari: 35 meninggal dunia
16 Januari: 35 meninggal dunia
17 Januari: 34 meninggal dunia
18 Januari: 36 meninggal dunia
19 Januari: 21 meninggal dunia
20 Januari: 32 meninggal dunia
21 Januari: 32 meninggal dunia
22 Januari: 40 meninggal dunia
23 Januari: 40 meninggal dunia
24 Januari: 44 meninggal dunia

Angka kematian periode 11-24 Januari itu meningkat 120 persen dibanding pekan sebelumnya. Pasalnya, pada periode 1-10 Januari, ada peningkatan kematian akibat Covid-19 sebesar 230 kasus.

Baca juga: Kala Anies Sebut Covid-19 Bukan Fiksi ketika Lonjakan Kasus Terus Terjadi

Berikut rinciannya:
1 Januari: 21 meninggal dunia
2 Januari: 26 meninggal dunia
3 Januari: 11 meninggal dunia
4 Januari: 24 meninggal dunia
5 Januari: 23 meninggal dunia
6 Januari: 18 meninggal dunia
7 Januari: 25 meninggal dunia
8 Januari: 28 meninggal dunia
9 Januari: 22 meninggal dunia
10 Januari: 32 meninggal dunia

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com