"Ya mungkin Presiden punya parameter lain. Kalau parameter kami di IDI angka kematian dan infeksi," ujar Slamet.
Terlepas dari parameter yang digunakan, Slamet meminta pemerintah untuk fokus menangani pandemi dari sisi kesehatan agar korban bisa ditekan.
Ia mengaku sudah mengusulkan kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin agar pasien Covid-19 gejala ringan bisa dirawat di rumah masing-masing dengan pengawasan dokter umum.
Dengan cara ini, maka rumah sakit tidak penuh. Ruang perawatan di rumah sakit bisa fokus digunakan untuk pasien gejala sedang dan berat.
"Sekarang kan kematian meningkat karena RS overload," ujar dia.
Baca juga: Penuhnya TPU untuk Jenazah Pasien Covid-19 dan Lahan Baru di Jakarta...
Suara Penyintas
Beberapa penyintas Covid-19 juga ikut bersuara terkait kondisi pandemi Covid-19 saat ini yang diklaim Jokowi terkendali.
Ada yang justru merasa stres melihat kondisi Covid-19 di lapangan.
Warga Kota Tangerang, Mus Mulyadi, mengaku stres setiap melihat penambahan kasus Covid-19 di Indonesia.
"Kita stres melihat kondisi seperti saat ini," kata Mus.
Dia mengatakan, belum lagi satu per satu orang yang dia kenal meninggal dunia karena wabah Covid-19.
Pada pekan ini, kata Mus, seorang guru SMP-nya dikabarkan meninggal dunia.
"Waktu saya dengar itu, sampai kapan kita terus begini? Tidak ada yang tau kan," kata Mus.
Beda halnya dengan Mualim, penyintas Covid-19 yang pernah dirawat 25 hari di rumah sakit rujukan Covid-19 di Tangerang.
Mualim meminta agar semua masyarakat ikut bekerja sama agar meringankan beban pemerintah untuk menurunkan kasus Covid-19 dan angka kematian akibat Covid-19.