Namun, jumlah tersebut meningkat tahun ini. Pasalnya, para pemilik warteg harus memperpanjang sewa bangunan di awal tahun.
"Ini yang berat, mereka tahun ini harus perpanjang kontrak sewa," kata Mukroni.
Pada sisi lain, omset warteg hingga tak kunjung membaik.
Mukroni menilai, daya beli masyarakat yang menurun drastis menjadi penyebab tutupnya warteg-warteg itu.
"Karena daya beli masyarakat mengalami penurunan, mereka yang tadinya makan ayam sekarang telur. Kadang mereka menghemat. Menandakan perekenomian di bawah ini semakin susah, jadi pendapatan kami juga mengalami penurunan," tutur Mukroni.
Ia mengatakan, beberapa kebijakan pemerintah selama masa pandemi Covid-19 juga menjadi tantangan tersendiri bagi para pengusaha warteg. Dia tak lagi menjual makanan karena pelanggannya yang kebanyakan mahasiswa tidak lagi datang ke kampus.
"Saya juga terdampak karena saya kan wartegnya dekat kampus. Kampus libur, yang tadinya jual makan jadi jual minuman aja," ujar Mukroni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.