Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2021, 06:36 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Gumilar Ekalaya menjadi korban penusukan RH (43), mantan satpam di kantornya di kawasan Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Rabu (10/2/2021).

Gumilar mengalami luka tusuk di bagian paha kiri sedalam empat sentimeter.

Penusukan terjadi di lantai dua tepatnya di ruang penerimaan tamu Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta.

Selain Gumilar, seorang satpam juga menjadi korban penusukan RH.

Berikut rangkuman fakta terkait kasus tersebut.

1. Tersangka mantan satpam

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Azis Andriansyah mengatakan, RH bekerja sebagai sekuriti di Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta.

Baca juga: Berawal dari Putus Kontrak, Mantan Satpam Tusuk Plt Kadis Pariwisata DKI Jakarta

RH mengalami pemutusan kontrak setelah 8 tahun bekerja menjadi satpam. RH disebut diangkat menjadi tenaga kontrak di bawah Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.

Kedua dinas tersebut mulanya tergabung dalam Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta.

"Sama sebenarnya (Dinas Pariwisata Ekonomi dan Kreatif DKI Jakarta), tapi karena status kontraknya di Dinas Kebudayaan, kemudian dibagi penugasannya di kewilayahan. Kebetulan dia ditugaskan di Dinas Parekraf," kata Azis.

2. Motif ekonomi

Penusukan Gumilar dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi. RH tak lagi bekerja setelah kontraknya telah habis.

“Tersangka bilang dia merasa terdesak karena dia diputus kontrak dan tidak bisa kerja lagi di kantor dinas tersebut,” ujar Azis.

Usai kontraknya habis, RH sempat bertanya terkait statusnya kepada pihak Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta.

RH saat itu datang menemui bidang kepegawaian Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta pada Senin (8/2/2021).

"Sebelum bertemu korban pertama (Gumilar), pelaku sudah tanya ke bidang pegawaian dua hari sebelumnya, bagaimana status kerja pelaku. Ternyata statusnya sudah habis, kemudian dia diminta tanya di dinas tempat dinaungi, yaitu di Dinas Kebudayaan, bukan di Dinas Parekraf," ujar Azis dalam rekaman suara yang diterima, Kamis (11/2/2021).

Baca juga: Terungkap, Penusuk Plt Kadis Pariwisata Ternyata Mantan Satpam yang Sakit Hati Dipecat

RH juga bertemu dengan Gumilar di kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta pada Rabu (10/2/2021).

RH juga menanyakan status kontraknya yang habis kepada Gumilar.

3. Kesal dan mengancam

RH kesal mendapatkan jawaban yang dianggapnya normatif terkait status pemutusan kontrak kerja.

Pelaku diminta menanyakan status kontrak kerjanya kepada pihak Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.

"Dijawab seperti itu timbul amarah pada tanggal 8 Februari. Kemudian, tersangka sampaikan ancaman kepada salah satu pegawai di bidang kepegawaian," ujar Azis.

"'Hari ini Bapak boleh selamat, lain hari Bapak pulang tak selamat.' Itu ancaman ke orang lain, yaitu pegawai bidang kepegawaian," ujar Azis menirukan ancaman RH.

Pelaku mendapatkan jawaban serupa dari Gumilar saat bertemu di kantor Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif DKI Jakarta.

Baca juga: Sebelum Tusuk Plt Kadis Pariwisata DKI, Pelaku Sempat Ancam Pegawai Disparekraf

“Jadi pelaku bermaksud ingin melakukan konfirmasi ke Plt Kadis langsung, tapi kepala dinas menyampaikan normatif apa adanya bahwa pelaku ini pegawai yang diangkat kontrak di Dinas Kebudayaan, silakan bertanya ke sana," kata Azis.

4. Eksekusi

RH merencanakan aksi penusukan terhadap Gumilar Ekalaya. Pelaku membawa sebilah belati untuk menusuk Gumilar saat datang ke kantor.

"Iya (sudah berencana menusuk). Karena belati pun juga sudah dibawa dari rumah," ujar Azis.

Menurut Azis, RH tidak secara khusus menargetkan korban penusukannya. Azis menyebutkan, siapapun yang ditanya RH dan memberikan jawaban yang tak sesuai bisa menjadi korban penusukan RH.

"Sejak tanggal 8 Februari, dia (RH) sebenarnya sudah emosi dan mengancam. Tanggal 8 Februari dia tidak tahu apa bawa sajam atau tidak. Kemungkinan dia baru mengancam," ujar Azis.

RH berusaha kabur usai menusuk Gumilar. Seorang petugas satpam kemudian memergoki RH membawa pisau dan kemudian turut menjadi korban penusukan oleh RH.

"Sekuriti (korban 2) melihat pelaku membawa pisau dan langsung menghalaunya, namun pelaku malah menusuk sekuriti (korban 2) di bagian dada atas sebelah kiri," kata Azis.

Sekuriti tersebut kemudian mengalami luka di bagian dada. Sekuriti lain lalu membantu untuk menangkap RH.

"Selanjutnya datang sekuriti lainnya membantu dan menghubungi petugas kepolisian, selanjutnya pelaku berhasil ditangkap," tutur Azis.

Menurut polisi, Gumilar tak menduga akan ditusuk.

"Pejabat itu (Gumilar) juga tak menduga (RH menusuk) karena berpikirnya menanyakan biasa. Ternyata setelah diberikan jawaban, dan jawaban itu normatif bukan seperti (memancing) perselisihan, tidak," kata Azis.

"Jawabannya itu 'Anda berada di bawah Dinas Kebudayaan. Silakan bertanya di sana', ternyata jawaban seperti itu saja menimbulkan rasa ketersinggungan dan akhirnya lalu PLT Kadis jadi korban ( penusukan)," tambah Azis.

5. Terekam kamera CCTV

Peristiwa penusukan Gumilar terjadi di lantai dua Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta dan terekam kamera CCTV.

Dalam video CCTV berdurasi 1 menit 17 detik yang diterima Kompas.com, Gumilar tampak berbincang dengan RH.

Gumilar dan RH berbincang sambil duduk di sofa. Di antara Gumilar dan RH, ada satu orang yang duduk.

Ada dua orang lain di sebelah RH. Dua orang tersebut terlihat berbincang.

Dalam keterangan waktu di video rekaman CCTV, peristiwa penusukan terjadi pada pukul 10.39 WIB.

Setelah berbincang beberapa waktu, RH kemudian berdiri. Gumilar juga terlihat menyusul berdiri.

Saat berdiri, RH terlihat memasukkan tangannya ke dalam tas. Kemudian, RH mengeluarkan pisau dan mencoba menusuk Gumilar.

Gumilar terlihat sempat mundur untuk menjauhi percobaan penusukan oleh RH. Pelaku terus maju untuk menusuk Gumilar.

Kemudian RH terlihat mengayunkan pisau ke arah kaki Gumilar. Sementara itu, orang yang berada di sofa lain berdiri dan berlari ke arah Gumilar.

6. Korban dalam kondisi sehat

Dua korban yang ditusuk menjalani perawatan intensif.

"Saat ini kondisi korban masih dalam kondisi stabil, namun masih dalam proses perawatan karena luka di bagian paha kiri untuk korban pertama sedalam empat sentimenter," kata Azis.

"Untuk luka dari korban kedua (petugas satpam) di bagian dada kiri harus mendapatkan perawatan dijahit," tambah Azis.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Polisi Tilang 3 Pengemudi Mobil Mewah yang Putar Balik dan Lawan Arah di Tol Desari

Polisi Tilang 3 Pengemudi Mobil Mewah yang Putar Balik dan Lawan Arah di Tol Desari

Megapolitan
Pesan Orangtua Alvaro, Pasien Anak yang Meninggal Usai Operasi Amandel: Tolong Kerja Pakai Hati

Pesan Orangtua Alvaro, Pasien Anak yang Meninggal Usai Operasi Amandel: Tolong Kerja Pakai Hati

Megapolitan
Cegah Api Menjalar, Warga jalan Jatayu Kebayoran Lama Estafet Angkut Ember Berisi Air

Cegah Api Menjalar, Warga jalan Jatayu Kebayoran Lama Estafet Angkut Ember Berisi Air

Megapolitan
Belum Tahu Penyebab Pasti Anaknya Mati Batak Otak, Orangtua Alvaro: Kami Masih Bertanya-tanya

Belum Tahu Penyebab Pasti Anaknya Mati Batak Otak, Orangtua Alvaro: Kami Masih Bertanya-tanya

Megapolitan
Damkar: Luas Area Terbakar di Kebayoran Lama Capai 3.000 Meter Persegi

Damkar: Luas Area Terbakar di Kebayoran Lama Capai 3.000 Meter Persegi

Megapolitan
Ledakan dan Tangisan Menggema di Lokasi Kebakaran Permukiman Padat Penduduk di Kebayoran Lama

Ledakan dan Tangisan Menggema di Lokasi Kebakaran Permukiman Padat Penduduk di Kebayoran Lama

Megapolitan
Ijazah Pelajar di Koja Ditahan karena Tunggakan Biaya, DPRD DKI: Ekonomi Ortu Mereka Terpuruk

Ijazah Pelajar di Koja Ditahan karena Tunggakan Biaya, DPRD DKI: Ekonomi Ortu Mereka Terpuruk

Megapolitan
PPKGBK Sebut Negosiasi Royalti Lahan Hotel Sultan Sedang 'Deadlock'

PPKGBK Sebut Negosiasi Royalti Lahan Hotel Sultan Sedang "Deadlock"

Megapolitan
Dirjen Imigrasi: Mentan Syahrul Yasin Limpo Tiba di Indonesia Pukul 18.41 WIB

Dirjen Imigrasi: Mentan Syahrul Yasin Limpo Tiba di Indonesia Pukul 18.41 WIB

Megapolitan
LRT Jabodebek Berlakukan Tarif Normal, Penumpang: Sepadan dengan Layanan dan Fasilitas

LRT Jabodebek Berlakukan Tarif Normal, Penumpang: Sepadan dengan Layanan dan Fasilitas

Megapolitan
Saat Para Bocah di Cipinang Melayu Berebut Cokelat dari Kaesang...

Saat Para Bocah di Cipinang Melayu Berebut Cokelat dari Kaesang...

Megapolitan
Ingatkan ASN DKI Jauhi Pinjol, Heru Budi Singgung Besaran Tunjangan Kinerja

Ingatkan ASN DKI Jauhi Pinjol, Heru Budi Singgung Besaran Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Adu Jotos di Depan Halte BKN Cawang Bermula dari Pengunjung Kafe Mabuk di Luar Kontrol

Adu Jotos di Depan Halte BKN Cawang Bermula dari Pengunjung Kafe Mabuk di Luar Kontrol

Megapolitan
165 Ijazah Pelajar di Koja Ditahan karena Tunggakan Biaya Sekolah, Nilainya Capai Rp 18 Juta

165 Ijazah Pelajar di Koja Ditahan karena Tunggakan Biaya Sekolah, Nilainya Capai Rp 18 Juta

Megapolitan
Mendag Belanja Kaus hingga Rp 1 Juta, Dibagikan ke Pedagang dan Pengunjung ITC Mangga Dua

Mendag Belanja Kaus hingga Rp 1 Juta, Dibagikan ke Pedagang dan Pengunjung ITC Mangga Dua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com