Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkapan Kakap Tim Raimas Backbone, Pelanggaran SIM di Mata Reserse Polres Jaktim

Kompas.com - 16/02/2021, 07:10 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

"Ada oknum katanya yang jaga, aparat?" tanya Ambarita lagi.

"Ngga tau, pak," jawab sopir.

Ambarita kemudian bertanya dari mana mobil tersebut berasal. Sang sopir mengaku setiap pagi mengambil mobil di parkiran Resti, lalu mendistribusikan tabung gas tersebut.

Ia mengaku setiap hari diinfokan bosnya ke toko mana saja tabung gas 12 kg tersebut diantar. Sekali trip, ia mengaku dibayar Rp 100.000.

Ketika ditanya apakah ia tahu bahwa tabung gas 12 kg tersebut hasil oplosan dari tabung gas melon, sopir itu mengaku tidak tahu.

"Tahu atau pura-pura ngga tahu?" tanya Briptu Jepri.

"Kalau cerita-cerita, yah tahu," timpal sopir disambut tawa para polisi.

Saat itu, Ambarita berkali-kali bertanya apakah mereka tahu lokasi pengoplosan. Mereka selalu menjawab tidak tahu.

Sang sopir mengaku sempat bertanya-tanya dari mana tabung-tabung gas tersebut berasal. Ia hanya mendapat jawaban mobil berisi tabung gas itu berasal dari PIK.

"Lu tinggal antar aja susah banget, banyak cerita," ucap sopir menirukan ucapan bosnya.

Ambarita kemudian menjelaskan modus pengoplosan tabung gas berdasarkan kasus-kasus yang sudah diungkap Kepolisian sebelumnya.

Baca juga: Polisi Beri Penjelasan soal Mobil Diduga Angkut Gas Oplosan Bersubsidi di Jaktim

Komplotan pelaku memindahkan gas dari tabung melon yang disubsidi pemerintah ke tabung gas 12 Kg.

Tabung gas 12 kg dijual ke masyarakat tanpa subsidi, sehingga harga per kilogramnya lebih mahal.

Selisih harga tersebut yang dimanfaatkan komplotan pengoplos untuk meraup untung.

Praktik tersebut merugikan masyarakat, terutama kelompok bawah yang berhak mendapatkan gas 3 kg.

Dalam video, Ambarita juga berkomunikasi dengan anggota timnya soal dugaan ada oknum yang membeking aktivitas tersebut.

"Ini katanya ada oknum, Jep, yang membekingi," kata Ambarita.

"Ini banyak yang benci sama kita kalau kaya gini," ucap Ambarita saat membongkar isi tas si sopir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com