Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Notaris Jadi Kunci Memutus Permainan Sindikat Mafia Tanah

Kompas.com - 23/02/2021, 10:07 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) atau notaris menjadi kunci untuk memutus permainan mafia tanah. Pasalnya, tidak akan terjadi peralihan nama kepemilikan tanah dan bangunan tanpa ada akta jual beli, tanpa ada kesepakatan di depan PPAT.

"Kuncinya sekali lagi, PPAT ketika mengalihakan harus memeriksa siapa yang menjual dan siapa yang membeli. Pemilik tanah atau sertifikat itu bukti terkuat. Tidak lucu beralih tanpa ada akta jual beli," kata Asep Iwan, mantan hakim yang pernah memutus kasus mafia tanah di di acara Kompat TV, Senin (22/2/2021).

Baca juga: Dino Patti Djalal Sebut Mafia Tanah Selalu Libatkan Orang di Sistem Peradilan

Asep mengemukakan hal itu saat mengomentari kasus peralihan kepemilikan sertifikat tanah dan bangunan milik keluarga mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal yang diduga dilakukan sindikat mafia tanah.

Ibu dari Dino Patti Djalal lima kali menjadi korban penggelapan sertifikat tanah dan bangunan yang dilakukan mafia tanah. Sertikat tanah dan bangunan berubah nama tanpa ada proses jual beli atau tanpa sepengetahuan pihak keluarga Dino.

Asep mengatakan, PPAT biasanya melontarkan beberapa pertanyaan kepemilikan dalam kesepakatan jual beli tanah dan bangunan.

"Gini, ketika menghadap PPAT itu ditanya nama bapak A, B dan C. Itu ditanya. Katakan saat ini sudah terjadi, itu bisa dibatalkan demi hukum," kata Asep.

Asep tak menampik kalau sindikat mafia tanah menjalani aksinya dengan melibatkan jaringan yang luas. Tidak terkecuali oknum di pengadilan.

"Iya. sekali lagi ada oknum pengadilan yang bermain bagimana di pengadilan juga mereka...maaf ya dengan segala hormat, ada oknum pengusaha tertentu untuk kepentingan pembangunan," kata Asep.

Biasanya mafia tanah menyasar masyarakat kecil dalam melakukan peralihan nama kepemilkan sertifikat tanah dan bangunan.

"Itu terjadi peralihan hak yang tanpa diketahui pemiliknya dan proses pengadilan dan mereka kalah, dan itu fakta," ucap Asep.

Dino sebelumnya meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran untuk mengusut kasus mafia tanah di Jakarta.

Baca juga: Notaris Nakal, Pemain Kunci Mafia Tanah

Hal itu diungkapkan Dino melalui akun resmi Twitter-nya, @dinopattidjalal pada 9 Februari 2021.

"Sy mohon perhatian Gubernur @aniesbaswedan+Kapolda Metro utk meringkus SEMUA komplotan mafia tanah yg kiprahnya semakin rugikan + resahkan rakyat. Sy juga harap masyarakat agar berani lawan mafia tanah. Para korban mafia tanah agar bersatu melawan mrk #berantasmafiatanah," tulis Dino melalui akun Twitter-nya.

Dalam twit lainnya, Dino menjelaskan bahwa orangtuanya mengetahui telah menjadi korban mafia tanah setelah sertifikat rumah itu berubah nama kepemilikan. Ia menilai komplotan itu sudah terencana melakukan aksi pencurian sertifikat rumah tersebut.

"Modus komplotan: mengincar target, membuat KTP palsu, berkolusi dgn broker hitam+notaris bodong, dan pasang figur2 "mirip foto di KTP" yg dibayar utk berperan sbg pemilik KTP palsu. Komplotan ini sudah secara terencana menargetkan sejumlah rumah ibu sy yg sudah tua," kata dia.

Dino menyebutkan bahwa para mafia tanah itu melakukan pencurian dengan mengganti kepemilikan nama yang ada di sertifikat rumah.

"Agar publik waspada : satu lagi rumah keluarga saya dijarah komplotan pencuri sertifikat rumah. Tahu2 sertifikat rumah milik Ibu saya telah beralih nama di BPN padahal tidak ada AJB, tidak ada transaksi bahkan tidak ada pertemuan apapun dgn Ibu saya," tulis Dino.

Polisi kini mulai mengungkap kasus mafia tanah yang dialami dan dilaporkan keluarga Dino. Sebanyak 15 tersangka telah ditangkap dari tiga laporan dugaan penipuan sertifikat tanah dan bangunan milik ibu Dino.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com