Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Desainer Anne Avantie dan Para Penjahit Membuat APD di Awal Pandemi Covid-19

Kompas.com - 02/03/2021, 12:48 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua warga negara Indonesia yang dinyatakan positif Covid-19 dan sedang dirawat di Jakarta. Sejak saat itu, kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah.

Seiring dengan muncul wabah Covid-19 itu, tenaga kesehatan sangat membutuhkan alat pelindung diri (APD) untuk bekerja. Pada saat-saat awal itu, tersiar kabar bahwa tenaga kesehatan kekurangan APD.

Di tengah kondisi tersebut, desainer atau perancang busana Anne Avantie muncul dengan aksi baiknya. Anne Avantie menghentikan sementara produksi kebayanya dan meminta para penjahit yang bekerja untuknya menjahit APD bagi para tenaga medis.

Baca juga: Cerita Anne Avantie Pilih Hentikan Produksi Kebaya Demi Buat Baju APD

Anne kemudian menceritakan hal itu kepada Kompas.com dan laporannya muncul dalam bentuk video berjudul Hentikan Produksi Kebaya, Anne Avantie Pilih Jahit APD untuk Disumbangkan di kanal Youtube Kompascom Reporter on Location.

Aksi Anne berawal dari permintaan seorang suster di Rumah Sakit Elisabeth di Semarang, Jawa Tengah yang meminta tolong kepada Anne untuk membuatkan seragam APD bagi tenaga kesehatan. Tak berpikir panjang, Anne langsung bersedia melakukan permintaan suster tersebut.

"Tanpa saya bertanya kepada siapa-siapa dan tanpa saya berkomunikasi, saya berinteraksi dengan hati saya bahwa Tuhan saya pasti bisa. Tuhan pasti aku dimampukan dan berikan kekuatan kepada saya untuk mengambil satu sikap positif," kata Anne.

"Belum sampai saya mengambil contoh (APD), suster sudah ke rumah saya dan menitipkan contoh tersebut ke satpam," lanjutnya.

Anne Avantie langsung meminta semua pegawainya untuk menghentikan produksi kebaya dan beralih membuat APD.

Saat itu, Anne ingin memberikan motivasi kepada perancang busana lain untuk mengikuti aksinya demi membantu para tenaga kesehatan dalam menangani pasien Covid-19.

"Karena kalau semua orang baik bersembunyi, maka bumi ini tidak bisa diberikan teladan bagaimana seseorang yang baik untuk diteladani," ujar Anne Avantie.

Pengusaha konfeksi

Setelah itu, sejumlah pengusaha konfeksi rumahan di Jakarta Timur juga beralih memproduksi APD. Selain karena jumlah APD yang menipis, permintaan pesanaan baju yang menurun drastis juga menjadi alasan mereka menjahit APD.

Indra misalnya, salah satu pengusaha konfeksi rumahan di Jalan Padat Karya, Duren Sawit Jakarta Timur, mengatakan dirinya banyak terima pesanan dari rumah sakit.

"Bahan yang kami gunakan itu spunbond," kata Indra pada 3 April 2020.

Dalam satu hari usaha konfeksi Indra mampu memproduksi 100 APD.

Hal serupa dilakukan puluhan penjahit di Kendal, Jawa Tengah. Pada siang hari para penjahit itu datang ke Balai Latihan Kerja (BLK) Kendal untuk membuat APD, sedangkan pesanan pelanggan mereka selesaikan pada malam hari.

“Di rumah, saya menerima permak baju dan celana. Saya kerjakan setelah pulang dari BLK, “ ucap Anissa, salah satu penjahit yang ikut membuatkan APD di BLK Kendal, pada 6 April 2020.

Kini, APD bagi tenaga medis terus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan dalam penanganan kasus Covid-19 yang belum juga berakhir hingga saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com