"Saya tetap tidak mau, lalu oknum yang tarik papan saya dari awal memelototi mata saya dan menendang dengan lututnya mengenai paha saya," kata Tomi.
Tomi lantas menegur oknum Satpol PP itu. "Kok kasar? Kok Bapak main fisik?"
Kemudian, Tomi menyaksikan petugas Satpol PP lain berusaha menenangkan oknum yang menendangnya itu.
Tomi pun berhasil merebut papan skate-nya sebelum berjalan ke arah parkiran motor, meninggalkan para petugas Satpol PP.
Tomi mengatakan, ia sudah lama bermain skateboard di sekitar Bundaran HI.
Akan tetapi, baru kemarin ia didatangi Satpol PP dan bahkan ditindak pakai main fisik dari oknum petugas.
Tomi punya dalih mengapa memilih trotoar. Menurutnya, tidak ada kondisi taman bermain skateboard di Jakarta yang memadai.
Selain itu, ia menilai pemandangan kota terlihat bagus saat dirinya bermain di trotoar di Bundaran HI.
"Kurang memadai, konstruksi tidak bagus. Kalau di trotoar jalannya kebetulan bagus, pemandangan kota bagus," ucap Tomi.
Terlepas ada atau tidaknya larangan bermain skateboard di trotoar, Tomi menyayangkan oknum Satpol PP harus bermain fisik untuk menindaknya.
Menurut Tomi, semestinya petugas tersebut menegurnya secara baik-baik.
"Harapan saya petugas Satpol PP ke depannya tidak berlaku semena-mena, bisa bertindak dengan baik, enggak perlu kasar apa lagi mencoba main fisik," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin mengatakan, pembubaran kegiatan bermain skateboard yang tengah menjadi polemik itu dikarenakan para pemain melanggar protokol kesehatan.
Para pemain itu, menurut Arifin, terlihat berkerumun dan bermain skateboard tanpa masker.
"Karena pada saat patroli, anggota Satpol PP itu mendapati kegiatan teman-teman yang menggunakan skateboard itu bermain di trotoar tanpa gunakan masker, berkerumun dan sebagainya," kata Arifin saat dikonfirmasi, Kamis.