Kemudian, ketika tak lagi berkegiatan di kampus, jiwa petualangannya membuat Herman diterima di beberapa perusahaan pengeboran minyak ternama, seperti: Oil Field all part of Indonesia, East Malaysia Egypt dan Australia East Texas USA.
Baca juga: Digitalisasi, Mapala UI Selamatkan 10.000 Lebih Koleksi Foto Jadoel
Di dunia kerjanya, Herman dikenal sebagai Mud Doctor yang menangani masalah lumpur-lumpur dalam pengeboran minyak bumi.
Kemudian pada tahun 1974, Herman sempat mengecam pendidikan singkar di Houston Texas. Ia mengambil studi tentang "Mud School".
Di masa pensiunnya, Herman mengambil "jalan lain" yang jauh dari petualangan dan kerja lapangan. Pria ini ternyata sangat suka berwisata kuliner dan memiliki hobi memasak.
Dengan modal ala kadarnya, rumahnya di bilangan Jagakarsa, Jakarta Selatan, pun disulap menjadi toko kue "Kelapa Tiga Taart Tempo Doeloe".
Di toko ini ia menjual aneka panganan kue-kue klasik yang menurutnya agak susah ditemukan di Jakarta.
Didampingi oleh satu dari tiga anaknya, Herman memasak sendiri kue-kue itu. Herman mengaku memiliki banyak buku resep kue klasik Belanda, sebut saja oentbijkoek dan klappertaart.
Baca juga: Mapala UI Jajaki Sungai Perawan Ae Dikit
Herman bersahabat dekat dengan aktivis kenamaan Soe Hok Gie, yang kisahnya diangkat ke layar lebar dengan judul "Gie".
Pria ini meninggal beberapa jam sebelum genap berusia 27 tahun di gunung tertinggi Pulau Jawa, yakni Semeru, karena menghirup gas beracun.
Bersama tujuh orang temannya, termasuk Herman, Gie berangkat menuju Gunung Semeru pada 12 Desember 1969. Mereka berangkat dari Stasiun Gambir pukul 07.00 WIB ke Stasiun Gubeng Surabaya.
Pendakian kali ini istimewa lantaran Gie akan merayakan ulang tahun ke-27 pada 17 Desember 1969.
Setibanya di Semeru, mereka mulai mendaki dengan dibagi menjadi dua tim. Gie dan Herman berbeda tim.
Baca juga: Mapala UI Perkenalkan 3 Destinasi Wisata Baru Papua Barat
Rombongan Gie lebih dulu tiba di puncak, mereka lantas menunggu tim satunya. Ketika Herman tiba di puncak, ia melihat Gie dalam kondisi duduk.
Idhan yang datang bersama Herman juga ikut duduk, namun Herman tetap berdiri.
Karena duduk itu, menurut Herman, Gie dan Idhan menghidup gas beracun yang massanya lebih berat dari oksigen. Tiba-tiba saja kedua pria ini menggelepar dan meninggal di pangkuan Herman.
(Wartakotalive.com, Mohamad Yusuf/ Kompas.com, Tita Meydhalifah)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Herman Lantang, Pendiri Mapala UI dan Sahabat Soe Hok Gie Meninggal Dunia, Ini Profilnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.