JAKARTA, KOMPAS.com - Tak banyak yang tahu bahwa memiliki hobi mengumpulkan prangko dan benda-benda pos lainnya bisa mendatangkan keuntungan yang menjanjikan.
Contohnya seperti yang dirasakan Gita Noviandi.
Namanya sudah tak asing di dunia filateli. Dia adalah seorang filatelis sekaligus Sekretaris Jenderal Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI).
Kompas.com berkesempatan berbincang dengan Gita di Gedung Filateli, Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada Selasa (23/3/2021).
Gita bercerita panjang tentang bagaimana hidupnya begitu berpaut pada benda-benda flateli.
Gita sudah tertarik dengan filateli sejak duduk di bangku SMP.
Ketika itu, Gita senang melihat gambar prangko pada surat yang dikirim sang kakek untuk ayahnya.
Baca juga: Prangko, Alat Bayar Pos yang Bermetamorfosis Jadi Benda Bernilai Investasi
Ia pun memutuskan untuk menekuni hobi filateli dan masuk organisasi pada 1992.
Gita mengaku, selama kurang lebih 28 tahun berkecimpung di dunia filateli, semua harta benda yang dia miliki berasal dari investasi filateli.
"Saya setelah lulus enggak pernah kerja, semua dari prangko. Punya rumah punya segala macam dari prangko," kata Gita.
"Saya belum pernah pakai itu ijazah saya, waktu kuliah itu saya punya sertifikat lulusan terbaik, cuma enggak pernah ada yang cocok gitu," lanjutnya.
Gita menekuni filateli sebagai bisnis pada 1995.
Dia pernah memiliki prangko Lord Robert Baden Powel, kemudian dijual dengan harga Rp 275 juta.
Kata Gita, keuntungan yang dia raih dari filateli bisa mencapai ratusan juta rupiah.
"Pertama kali transaksi saya hanya Rp 150 juta tahun 2004, transaksi dengan orang luar negeri, di Bali," ucap Gita.
Baca juga: Perjalanan Panjang Prangko Kita