Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Fakta Baru Pencurian Rumah Kosong di Kedoya, Pelaku Ganti Kunci Gembok hingga Raup Rp 19 Juta

Kompas.com - 01/04/2021, 08:34 WIB
Sonya Teresa Debora,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menetapkan pria bernama Ari sebagai tersangka kasus pencurian interior dan material berharga di rumah kosong di Jalan Kedoya Alkamal Blok A15/27 RT 004 RW 004 Kelurahan Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Ari merupakan otak dari pencurian. Dia ditangkap pada Minggu (28/3/2021).

"A ditangkap di Kembangan, Jakarta Barat, kebetulan dia sembunyi di ruang sekuriti," kata Kapolres Jakarta Barat Kombes Ady Wibowo dalam konferensi pers, Rabu (31/3/2021).

Baca juga: Begini Kondisi Dalam Rumah Mewah di Kedoya yang Dipereteli Pencuri

Menurut Ady, Ari bersembunyi di ruangan sekuriti karena lokasinya dekat dengan rumah kawannya yang ada di sekitar situ.

Ganti gembok rumah

Ari berniat mencuri setelah melihat tanda rumah dijual.

"Awalnya, tersangka A yang tinggal di Kedoya, Kebon Jeruk, melihat lingkungan rumah ini, terlihat tulisan spanduk dijual," kata Ady.

Saat A memantau lokasi, kondisi lingkungan sekitar sedang sepi. A melompati pagar untuk masuk ke dalam rumah.

Baca juga: Dalang Pencurian Rumah Kedoya Ditangkap Saat Sembunyi di Pos Sekuriti di Kembangan

Pantauan Kompas.com, pagar rumah memiliki tinggi kurang lebih dua meter. Di atas pagar tersebut ada kawat berduri.

"Dia lompat pagar, masuk pintu utama, dia congkel pintu," kata Ady.

Saat masuk ke dalam, Ari menemukan kelompok kunci yang ada di rumah tersebut.

"Kemudian tersangka A mengganti gembok yang ada di depan itu dimaksudkan supaya tidak menimbulkan kecurigaan," jelas Ady.

Usai memantau dan mengganti kunci, A menawarkan barang-barang dan material rumah yang ada kepada seorang tersangka lain berinisial H (sebelumnya ditulis S).

"Yang bersangkutan menawarkan perlengkapan rumah yang ada dengan menyampaikan, 'Kalau mau ambil kayu, furnitur, saniter, bisa langsung ambil sendiri karena masih menempel di rumah'," kata Ady.

Baca juga: Polisi Buru Dua Penadah Hasil Curian Rumah Kosong di Kedoya

"Kemudian H memberi obyekan atau order ini kepada pengepul barang bekas, yaitu saudara ND yang sudah kami periksa," imbuhnya.

ND kemudian meminta kuli membongkar rumah tersebut. Satu per satu material dan perabotan rumah dipreteli, kemudian dijual.

Sebagian perabot dibawa pelaku ke kontrakannya.

Rumah dibongkar selama satu bulan

Pembongkaran rumah telah terjadi selama satu bulan sebelum akhirnya terungkap.

"Pembongkaran dimulai 20 Februari sampai 20 Maret 2021, jadi hampir sebulan," kata Ady.

Kasus ini baru terungkap setelah MH (56), kakak dari pemilik rumah bernama Rudi Hartodjo, melihat ada sekelompok orang yang tidak dikenalnya sedang membongkar material rumah pada Sabtu dua pekan lalu.

Baca juga: Otak Pencurian Rumah Kosong di Kedoya Raup Untung Rp 19 Juta

Ia lalu menanyakan alasan rumah tersebut dibongkar. Para pekerja mengaku disuruh orang lain untuk membongkar rumah tersebut.

MH segera menghubungi petugas sekuriti kompleks dan polisi.

Dalam laporan polisi, korban memperkirakan kerugian mencapai Rp 1 miliar.

Pelaku raup untung Rp 19 juta

Polisi menyebutkan, Ari berhasil mendapatkan uang sebesar Rp 19 juta dari penjualan hasil curiannya.

"Dari kejadian, tersangka A mengaku uang yang berhasil dia kumpulkan adalah Rp 19 juta, tapi kalau kami konfirmasi ke pemilik, kerugian yang dikumpulkan capai Rp 1 miliar lebih," kata Ady.

Sementara itu, tersangka H meraup untung sekitar Rp 3 juta.

Baca juga: Dalang Pencurian Rumah Mewah di Kedoya Ganti Kunci Gembok agar Tak Dicurigai

Sebelumnya, Ari mengaku menggunakan hasil curian untuk membayar tunggakan kontrakannya selama enam bulan.

Ari mengaku baru pertama kali mencuri.

Kini, polisi tengah memburu dua penadah hasil curian rumah mewah itu.

"Masih ada DPO (daftar pencarian orang) yang diduga sebagai penadah, ada dua orang yang kami cari," jelas Ady.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com