Polisi menyebutkan, dua pelaku pengeboman di depan Katedral Makassar dan empat terduga teroris yang ditangkap di Jabodetabek terkait dengan Jamaah Ansharut Daulah JAD. Namun pelaku aksi teror berinisial ZA di Mabes Polri kemarin, yang dipengaruhi ideologi radikal ISIS, bergerak sendiri.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjelaskan, ZA beraksi sendiri, tidak punya jaringan. Orang yang beraksi sendiri seperti dia dikenal sebagai lone wolf.
"Dari hasil profiling pada yang bersangkutan, maka yang bersangkutan ini adalah tersangka atau pelaku, lone wolf, yang berideologi radikal ISIS. Hal itu dibuktikan dengan posting-an yang bersangkutan di media sosial," kata Listyo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Rabu malam.
Baca juga: Apa Itu Lone Wolf, Sebutan Polisi untuk Aksi Teror ZA yang Menyerang Mabes Polri?
Menurut Listyo pengaruh ISIS terlihat dari unggahan ZA di akun media sosialnya. Dia mengunggah foto-foto bedera ISIS pada akun Instagram sebelum melakukan aksi teror.
""Yang bersangkutan memiliki Instagram yang baru dibuat atau di-posting 21 jam yang lalu, di mana di dalamnya ada bendera ISIS," ujar Sigit.
Sejumlah pengamat menyebutkan, kemunculan sel-sel teroris jelang bulan Ramadhan itu terkait dengan tafsiran keliru para pelaku dan terduga pelaku soal waktu yang tepat untuk melakukan amaliyah.
"Mereka menyasar gereja karena mereka kelompok Wahabi Takfiri yang christophobia atau tidak menyukai orang-orang non-muslim," kata pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh Aceh, Al Chaidar, seperti dilansir BBC.com.
Pengamat terorisme dari Universitas Indonesia, Muhammad Syauqillah, menyebutkan aksi pengeboman dilakukan sebagai "amaliyah", istilah yang disalahgunakan oleh kelompok JAD. Istilah itu untuk menyebut aksi pengeboman menjelang bulan Ramadhan.
"Mereka (JAD) mengganggap bulan suci Ramadan adalah waktu yang tepat karena di bulan-bulan inilah amal dilipatgandakan," kata Muhammad Syauqillah kepada BBC News Indonesia.
"Ini bulan yang sakral untuk kelompok itu," ujar dia.
Tindakan pengeboman jelang Ramadan, katanya, juga pernah terjadi pada 2019 di pos pengamanan Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.