Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Ketum PA 212 Slamet Maarif Soal Teror di Rumahnya: Terjadi Sebelum Subuh, Pelaku Naik Motor

Kompas.com - 01/04/2021, 17:57 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah Ketua Umum (Ketum) Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, kembali mendapat teror dari orang tak dikenal, Kamis (1/4/2021) dini hari.

Beberapa orang tak dikenal melempari rumah Slamet dengan batu.

Slamet menceritakan, ia dan keluarganya sedang tidur ketika tiba-tiba dikagetkan suara kencang kaca pecah.

Baca juga: Rumah 3 Kali Diteror, Ketum PA 212 Slamet Maarif: Patut Diduga Pelakunya Sama

Kejadian itu lantas mengingatkan dirinya pada kasus-kasus sebelumnya.

Teror bukan kali pertama menimpa Slamet. Pada Februari 2020, rumahnya juga pernah dilempari batu.

Dia kembali mendapat teror pada Desember 2020 di mana orang tak dikenal merusak mobil yang terparkir di garasi rumahnya.

"Kami pas lagi tidur tahu-tahu dengar suara 'gumbrang', kaca pecah. Kami bangun, kami lihat belakang tidak ada apa-apa. Kemudian saya curiga, jangan-jangan kayak dulu nih," kata Slamet kepada wartawan, Kamis.

Slamet lantas memeriksa dari dalam ruangan, membuka gorden. Ia pun mendapati bahwa kaca jendela di ruang salat sudah pecah akibat lemparan batu.

Baca juga: Profil Zakiah Aini, Pelaku Penyerangan Mabes Polri yang Dukung ISIS

Kaca yang pecah tersebut bahkan merupakan jendela yang sama dengan yang dilempari oleh orang tak dikenal pada Februari 2020.

Kemudian, Slamet memeriksa rekaman kamera CCTV di rumahnya.

Dari video itu, diketahui pelaku berjumlah empat orang dan mengendarai dua motor. Mereka melempar batu dari jarak sekitar 2 meter dari target.

Insiden pelemparan tersebut terjadi pada pukul 01.59 WIB.

"Pelakunya empat orang, pakai dua motor. Semua rapat, pakai helm, masuk dari arah sini (depan kompleks), lalu berputar, sampai sini lagi dia lempar, dia lari," paparnya.

Baca juga: Sebelum Berangkat dan Serang Mabes Polri, Zakiah Aini Pamit ke Orangtuanya

Slamet mengaku sempat menunggu apakah pelaku kembali ke rumahnya untuk meneror lagi.

"Saya tungguin juga, jangan-jangan kayak dulu, balik lagi, karena dulu kan balik lagi. Ternyata tidak. Sampai dengan azan subuh kami tungguin CCTV, empat orang dan dua motor itu tidak balik lagi," sambungnya.

Slamet memastikan, tidak ada orang yang terluka akibat peristiwa tersebut.

Meski begitu, ia berharap ketiga teror yang menimpanya dan keluarga pada 2020-2021 bisa terungkap.

"Kami berharap yang ketiga bisa diungkap. Mudah-mudahan dari CCTV, pelat nomornya bisa terbaca dan sebagainya, dan ke pihak kepolisian lah kami serahkan," ucapnya.

Baca juga: Isu Politik Lagi Sepi, Ketum PA 212 Slamet Maarif Bingung Rumahnya Kembali Dilempari Batu

Diduga pelaku yang sama

Slamet menduga, tiga teror yang ia alami dilakukan oleh pelaku yang sama.

Dasar dari kecurigaannya adalah modus dan jumlah pelaku di semua teror tersebut sama.

"Patut diduga pelakunya sama antara teror pertama, kedua, dan ketiga karena modusnya hampir sama, caranya sama, jumlahnya pun sama," urai Slamet.

"Selalu (pelaku) berjumlah 4 yang eksekutornya. Jamnya yang jelas semua dini hari. Yang pertama itu sekitar jam 03.00 lewat, kalau yang kedua 02.59, sekarang 01.59. Jadi sekitar jam 2-an lah rata-rata sampai sebelum subuh," bebernya.

Kecurigaan itu diperkuat fakta bahwa pelaku dua dua insiden sebelumnya belum ditangkap pihak kepolisian.

Padahal, dijelaskan Slamet, ia sudah melaporkan kasus-kasus sebelumnya.

"Yang (peristiwa) kedua bahkan sudah BAP terus oleh Polres Depok, bahkan Polda Metro Jaya juga turun ,tapi sampai sekarang belum ada hasil," terangnya.

Baca juga: Pengamanan di Pintu-pintu Masuk Mabes Polri Diperketat Usai Penyerangan

Motif yang membingungkan

Slamet mengaku bingung dengan aksi teror ketiga yang menimpanya.

Menurutnya, dibandingkan kedua kasus sebelumnya, pelemparan kali ini punya motif yang tidak jelas.

Sebab, Slamet merasa tidak ada masalah politik yang tengah terjadi dan melibatkan dirinya saat ini.

"Yang pertama mungkin ada motif politik karena waktu itu mau aksi besar soal mega korupsi. Kemudian, (teror) yang kedua pun setelah Habib Rizieq pulang, apakah ada kaitannya dengan itu," Slamet menerangkan dugaannya.

"Yang ketiga ini kita bingung, karena tidak ada apa-apa, justru kita sedang cooling down, sedang Ingin tidak ada kegaduhan, sedang menghadapi Covid-19, tapi tahu-tahu teror itu muncul lagi," tambahnya.

Slamet semakin bingung lantaran beberapa hari terakhir terjadi aksi terorisme seperti bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, dan penyerangan di Mabes Polri, Jakarta.

Baca juga: Tiga Aksi Teror yang Menyerang Ketua PA 212 Slamet Maarif: Rumah Dilempari Batu, Mobil Dirusak

Dia mengaku tidak paham apakah kasunya berkaitan dengan terorisme berskala nasional yang baru saja terjadi.

"Itu saya tidak paham, ya, ada atau tidak ada kaitan. Saya juga bingung, apa kaitannya?" tukasnya.

Meski bingung, Slamet menekankan bahwa dia tidak sedang menghadapi persoalan pribadi.

Jikalau ada, ia berharap para pelaku langsung mendatanginya untuk membahas persoalan itu.

"Saya sendiri juga bingung persoalan apa. Temuin saja (jika) ada persoalan apa, kalau kita berhadapan kan lebih gentle begitu, kalau begini kan kita jadi menerka-nerka," kata Slamet.

"Karena masalah pribadi juga kita tidak sedang punya persoalan pribadi, seingat saya," tutupnya.

(Reporter: Vitorio Mantalean / Editor : Irfan Maullana, Sabrina Asril)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com