Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Surat Wasiat Terduga Teroris Justru Tunjukkan Kebodohan Terorisme

Kompas.com - 02/04/2021, 15:49 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat terorisme Al Chaidar menyebut surat wasiat yang ditulis oleh para terduga teroris memperlihatkan kebodohan dari gerakan terorisme itu sendiri.

"Surat wasiat itu memperlihatkan kebodohan dari gerakan teroris itu sendiri," kata Chaidar saat dihubungi melalui telepon, Jumat (2/4/2021).

Chaidar menjelaskan, surat wasiat tersebut tidak perlu dikawatirkan ketika tersebar luas.

Baca juga: Isi Surat Wasiat Terduga Teroris di Gereja Makassar dan Mabes Polri, Sebut Soal Riba hingga Minta Maaf

Pasalnya, kata Chaidar, tidak ada orang yang memiliki simpatik atas aksi dari para terduga teroris, baik Lukman yang melakukan bom bunuh diri di Katedral Makassar maupun aksi penyerangan di Mabes Polri yang dilakukan Zakiah Aini.

"Enggak ada yang bersimpati dengan surat wasiat itu, dan itu menunjukan bahwa dia (terduga teroris) sebegitu bodohnya," kata Chaidar.

Dengan menyebar luasnya surat wasiat tersebut, menurut Chaidar akan membangun kesadaran masyarakat lebih dini untuk memerangi kebodohan terorisme.

Baca juga: Isi Surat Wasiat Teroris Mabes Polri dan Makassar Mirip, Pengamat: Grand Design Jaringan Teror

Dia percaya warganet di Indonesia akan semakin cerdas memilih dan memilah informasi seiring dengan penggunaan internet yang semakin ramai.

"Karena pengguna media sosial itu memiliki kedewasaan yang terbentuk dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu menggunakan media sosial itu," kata Chaidar.

Sebelumnya, terduga teroris pengeboman di Katedral Makassar Lukman (26) menulis surat wasiat kepada keluarganya yang berisi tentang larangan meminjam uang ke pihak Bank dan permintaan maaf kepada sanak keluarganya sebelum melakukan pengeboman.

Baca juga: Grafolog: Surat Wasiat Zakiah Aini Perlihatkan Rasa Cemas dan Insecure yang Sangat Besar

Hal yang sama juga dilakukan oleh Zakiah Aini (26), pelaku penyerangan Mabes Polri yang menulis wasiat tentang anti demokrasi dan pemerintahan yang dipilih dari demokrasi.

Zakiah Aini juga menuliskan permintaan maafnya kepada keluarga dan larangan meminjam uang kepada pihak bank yang memungut bunga pinjaman atau Riba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com