Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

45 Siswa SDN Pondok Kelapa 05 Pagi Jakarta Jalani Uji Coba Sekolah Tatap Muka

Kompas.com - 07/04/2021, 12:55 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

"Agak kesulitan (mengikuti pembelajaran), karena kalau di rumah anak kurang fokus belajarnya. (Belajar) pakai hp itu bikin anak buka yang lain-lain," beber Yuli.

Karena itu, dia menyambut positif uji coba sekolah tatap muka di Jakarta.

Adaptasi kebiasaan baru yang unik

Kepala Sekolah SDN Pondok Kelapa 05 Pagi, Samukin, Spd, MM mengatakan, para guru senantiasa mengingatkan siswanya untuk terus menjalankan prokes.

"Sejak awal, hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah kita lakukan atau mungkin jarang, kita jadikan budaya baru di sekolah ini," kata Samukin kepada Kompas.com, Rabu pagi.

"Ke pihak keluarga, kami melalui guru kelas selama PJJ (pembelajaran jarak jauh) pun mewanti-wanti bahwa walaupun di rumah, tetap protokol kesehatan. Biasakan pola hidup bersih, sehat," jelasnya.

Dipaparkan Samukin, pihak keluarga pun menyiapkan proteksi sendiri buat anak-anak masing-masing.

Baca juga: Uji Coba Sekolah Tatap Muka di Jakarta, Siswa SMK Negeri 15: Senang Ketemu Teman, Belajar Lebih Ngerti

Walau demikian, Samukin menekankan bahwa sekolah juga menyediakan benda-benda yang dibutuhkan murid demi prokes tetap terjaga.

"Seperti (menyediakan) masker. Bukan tidak mungkin anak-anak maskernya jatuh, basah, dan sebagainya. Maka kami siapkan penggantinya," ujar Samukin.

"Di depan kelas juga kita sediakan tempat cuci tangan beserta sabun. Ada pula hand sanitizer. Intinya, mereka (murid) siap masing-masing, sekolah pun siap mem-back up," sambungnya.

Meski giat menjalankan prokes, Samukin mengakui segala kebiasaan baru di era pandemi jadi terasa unik.

Ia mencontohkan tentang bagaimana murid kini tak bisa lagi bersalaman atau memeluk gurunya sebagai bagian dari sapaan.

Selain itu, guru akan lebih dulu berada di ruangan ketimbang murid-muridnya sebelum kelas berlangsung.

"Agak unik juga. Bila dulu bel berbunyi, anak-anak masuk ke kelas. Sekarang saat bel masuk berbunyi, guru sudah di ruangan. Anak diawasi dan dikendalikan karena takutnya (murid) ketemu teman lama terus bercengkrama," urai Samukin.

Baca juga: Densus 88 Polri Gerebek Rumah Terduga Teroris di Tanjung Barat

Saat pulang sekolah, Samukin menambahkan, anak-anak juga diberi jeda waktu sehingga tidak menimbulkan kerumunan.

Nama siswa dipanggil satu persatu untuk kemudian diperbolehkan pulang.

"Kita tidak bisa pulang sama-sama, dijeda dulu sekian menit. Ini supaya tidak terjadi penumpukan dan kerumunan," pungkas Samukin.

Dalam pantauan Kompas.com, seorang guru melalui pengeras suara memanggil nama masing-masing anak.

Nama siswa yang dipanggil lah yang kemudian diperbolehkan meninggalkan ruang kelas.

Aktivitas memulangkan murid tersebut berlangsung selama sekitar 30 menit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com