Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Dalami Dugaan Penipuan Lowongan Kerja Pemkot Bekasi oleh Eks Pemain Timnas

Kompas.com - 08/04/2021, 15:56 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Polisi masih mendalami dugaan penipuan yang dialami seorang bernama Ajie Fadilah oleh mantan pemain tim nasional (timnas) sepak bola Indonesia berinisial NA dan rekannya RS.

Adapun modus penipuan dalam kasus ini adalah Ajie dijanjikan untuk bekerja di Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Jawa Barat.

"Kita perlu pendalaman dari kasus (dugaan penipuan) itu," ujar Kasubag Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing Andari, saat dihubungi, Kamis (8/4/2021).

Erna memastikan bahwa korban telah melaporkan dugaan penipuan yang dialaminya ke Polres Metro Bekasi Kota beberapa waktu lalu.

Dengan demikian, pihaknya masih mendalami laporan kasus itu dengan memeriksa berkas, sejumlah saksi dan beberapa barang bukti.

Baca juga: Polisi Selidiki Dugaan Penipuan Lowongan Kerja di Pemkot Bekasi oleh Eks Pemain Timnas Sepak Bola

"Biasanya kalau proses (di Polres) itu LP, didata, kemudian dikirim ke KBO, nanti naik ke Kasat Reskrim, baru kemudian ke penyidik," ucapnya.

Sebelumnya, Tribunnews melaporkan bahwa dugaan penipuan itu terjadi saat Ajie mencari informasi mengenai pekerjaan melalui RS. RS merupakan pegawai tenaga kerja kontrak (TKK) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Jawa Barat.

RS lalu menjanjikan Ajie dapat bekerja sebagai TKK di salah satu dinas di Pemkot Kota Bekasi, dengan bantuan rekannya, NA.

NA diketahui sebagai mantan pemain timnas sepak bola yang kini bekerja di Pemkot Bekasi.

Baca juga: Ada Penipuan Lowongan Kerja di Pemkot Bekasi, Wali Kota Minta Warga Hati-hati

Namun, keduanya meminta uang sebesar Rp 50 juta kepada Ajie dengan jaminan dapat lolos berkerja sebagai TKK.

"Dia minta Rp 50 juta, tapi saya kasih Rp 35 juta dulu, jadi sisanya saya lunasi setelah saya sudah jadi TKK di sana dan mereka pun setuju," kata Ajie, Senin (5/4/2021).

Sepakat dengan mekanisme itu, orangtua Ajie, Sudjono menemui RS dan NA dengan menyerahkan uang pada 1 September 2019.

Hingga Maret 2020, Ajie belum juga bekerja sebagai TKK sebagimana yang dijanjikan. Dia pun menanyakan lepada RS.

Saat itu RS beralasan belum dapat memproses permintaanya karena Pemkot Bekasi tengah sibuk menangani pandemi Covid-19.

"Karena corona, jadi belum ada kepastian yang jelas," ucapnya.

Ajie lalu kembali diminta menunggu hingga hampir satu tahun. Pada Januari 2021, dia kembali menanyakan kepada RS mengenai pekerjaan itu.

Ajie sempat menerima foto Surat Keterangan (SK) yang dikirimkan RS. Namun, kiriman foto SK tersebut buram.

"Tapi RS bilang sudah ada SK saya pada tahun 2020, dia kasih saya foto SK yang dikirim NA ke dia, tapi foto SK saya blur, enggak jelas, dia bilang bakal minta lagi ke NA cuma sampai sekarang enggak ada," kata Ajie.

Ajie yang merasa ditipu oleh RS dan NA. Dia lalu melaporkan keduanya ke Polres Metro Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com