Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aparat Tak Sanggup Adang Serbuan di Posko Kedungwaringin, Pemudik: Kita Harus Bisa Lewat

Kompas.com - 11/05/2021, 09:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Serbuan para pemudik yang melintas di Jalur Raya Pantura, Kedungwaringin, Bekasi, Jawa Barat, kembali terjadi pada Senin (10/5/2021) malam.

Kemacetan panjang terjadi lagi menjelang posko penyekatan di Kedungwaringin, Bekasi, menuju Karawang.

Pemudik didominasi mereka yang menggunakan motor. Para pemudik terlihat berbondong-bondong menuju perbatasan Bekasi-Karawang.

Mereka tidak mematuhi imbauan agar tidak mudik untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Dari Jalan Lemah Abang Raya, sudah terlihat sejumlah pemudik naik motor beristirahat di pinggir jalan.

Mereka duduk dan sambil melihat peta digital di ponsel.

Baca juga: Macet Parah Jelang Posko Penyekatan Kedungwaringin, Para Pemotor Nekat Lawan Arah

Semakin dekat dengan Pos Penyekatan Kedungwaringin, pemudik terlihat bergerombol di sisi kiri jalan. Mereka berbincang dengan sesama pemudik.

Pemudik datang dari berbagai daerah. Ada yang berasal dari Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang, dan lainnya.

Adapun pelat motor yang terpantau di Jalan Raya Pantura, yaitu B, F, G, D, E, dan T.

Sebagian motor pemudik dimodifikasi untuk membawa barang. Tas-tas diletakkan di bagian depan dan belakang motor.

Terlihat ada satu keluarga yang ingin mudik ke Bumiayu, Jawa Tengah.

“Saya dari Tanah Abang. Ini sama anak-anak dan istri saya,” ujar seorang pria yang mudik naik motor saat ditemui Kompas.com, Selasa (10/5/2021) dini hari.

Ia mengaku sangat ingin mudik ke Bumiayu. Istrinya berseloroh, “Kita harus bisa lewat.”

Serbuan pemudik membuat kemacetan panjang, seperti yang terjadi sehari sebelumnya. Tidak sedikit pengendara yang terpaksa mematikan motornya karena macet total.

Kemacetan terpantau lebih dari satu kilometer.

Baca juga: Para Pemotor Provokasi Terobos Penyekatan Kedungwaringin: Maju, Lawan Arah


Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com