Arifin meminta pemerintah mengevaluasi kebijakan larangan mudik ini. Menurut dia, pemerintah tinggal melakukan pengetatan dengan memeriksa kesehatan pemudik.
"Tinggal cek saja kesehatannya, kita juga pasti patuh protokol kesehatan," tandasnya.
Pantauan Kompas.com di Kedungwaringin kemarin, kemacetan parah kembali mengular, setelah sebelumnya terjadi pada Minggu (9/5/2021) malam hingga Senin (10/5/2021) dini hari, meskipun larangan mudik terus digencarkan dan aparat pengawas pos penyekatan sudah ditambah.
Pemudik datang dari berbagai wilayah di Jabodetabek, terindikasi dari pelat nomor kendaraannya.
Sebagian motor pemudik dimodifikasi untuk membawa barang. Tas-tas dibawa di bagian depan hingga belakang. Para pemotor juga nekat melawan arus.
"Maju, maju. Lawan arah, lawan arah. Blayer (gas) terus, blayer terus," seru salah satu pemotor di tengah jalan.
"Maju terus, masukin," timpal yang lain.
Klakson bersahut-sahutan.
"Kita harus bisa lewat," ujar seorang ibu yang mudik bersama suami dan istri dari Tanah Abang menuju Bumiayu.
Polisi memberikan diskresi, meloloskan sejumlah pemudik guna mengurai kerumunan yang mencapai sekitar 1 kilometer panjangnya.
Penyekatan dibuka sementara dengan skenario para pemudik itu bakal kembali terjaring penyekatan di wilayah berikutnya, seperti Karawang, Subang, dan Purwakarta. (Muhammad Azzam)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul "KISAH Arifin, Lima Kali Diputarbalik di Pos Penyekatan Kedungwaringin, Hanya Ingin Lebaran Sama Anak."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.