Tindakan diskriminasi pemerintah mulai ditunjukkan pada Minggu (6/6/2021) kemarin.
Petugas di lapangan memaksa pesepeda selain road bike untuk keluar dari jalur JLNT Casablanca.
Tindakan itu baru dilakukan Minggu kemarin, setelah jumlah pesepeda yang memakai jalur JLNT semakin banyak.
Uji coba jalur JLNT untuk pesepeda yang digelar setiap akhir pekan, sudah dimulai sejak Minggu (23/5/2021).
Saat awal uji coba tersebut, seluruh jenis sepeda diizinkan melintas jalur JLNT Casblanca.
Pantauan Kompas.com, selain road bike, banyak pesepeda yang memakai sepeda lipat alias seli hingga MTB. Petugas tidak melarang mereka masuk jalur.
Semakin lama, jumlah pesepeda yang menjajal jalur tersebut semakin banyak.
Data Dinas Perhubungan DKI Jakarta, ada peningkatan pengguna sepeda di jalur JLNT hingga 74 persen.
Petugas kemudian mengusir pesepeda selain road bike agar tidak mengganggu kenyamanan pesepeda road bike.
Yono, pesepeda non road bike salah satu korbannya.
"Mangkel saya! Tiba-tiba saya disuruh keluar karena sepeda saya berbeda," kata Yono saat ditemui di depan Citywalk Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (6/6/2021).
Dia menilai, kebijakan tersebut sangat diskriminatif karena memberikan fasilitas jalur hanya dengan melihat jenis sepeda saja.
Padahal, menurut Yono, JLNT Cablanca memiliki dua lajur lebar yang bisa berbagi dengan sepeda non road bike.
"Sangat diskriminatif, karena kan sebenarnya bisa kami diberikan di jalur lambat," ucap dia.
Darta yang menggunakan non road bike juga marah karena dikeluarkan dari JLNT.