Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alarm dari Tangsel, RS Hampir Penuh hingga Pasien Covid-19 Sulit Dapat Ruang Perawatan

Kompas.com - 18/06/2021, 10:26 WIB
Tria Sutrisna,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di wilayah Tangerang Selatan, Banten, masih terus meningkat secara signifikan.

Sejalan dengan itu, ketersediaan ruang perawatan untuk pasien terkonfirmasi positif kian menipis.

Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie menjelaskan, 22 rumah sakit yang dijadikan sebagai lokasi rujukan pelayanan pasien Covif-19 di wilayahnya hampir penuh.

Keterisian tempat tidur isolasi maupun intensive care unit (ICU) untuk menangani pasien Covid-19 di seluruh rumah sakit sudah melebihi angka 70 persen.

"Sekarang sekitar 74 persen, baik ICU ataupun tempat tidur isolasi," ujar Benyamin saat ditemui di Gedung Kejaksaan Negeri Tangerang Selatan, Kamis (17/6/2021).

Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Meledak, Epidemiolog: Solusinya Hanya Lockdown

Menurut Benyamin, angka tersebut berdasarkan data yang dicatatkan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan pada Kamis kemarin.

Sudah darurat

Tingginya tingkat keterisian tempat tidur isolasi dan ICU untuk penanganan pasien Covid-19 dianggap Benyamin sebagai tanda peringatan.

"Itu sudah red alert. Sudah warning. Sudah darurat," tegas Benyamin.

Dia mengaku khawatir rumah sakit rujukan pasien Covid-19 yang ada saat ini tak mampu lagi menampung pasien baru.

Pasalnya tren kasus Covid-19 di wilayah Tangerang Selatan masih meningkat.

Sisa tempat tidur isolasi maupun ICU untuk pasien Covid-19 yang tersedia saat ini juga diperkirakan akan terus berkurang karena masih bertambah jumlah pasien.

"Memang masih ada yang kosong, tapi ya rata-rata sudah diperlukan setiap hari. Karena kan penambahan (kasus) hari ini," ungkap Benyamin.

Baca juga: Wali Kota Tangsel: Kemungkinan PTM Terbatas di Sekolah Belum Bisa Kami Laksanakan

Kasus bertambah

Pada Kamis (17/6/2021), Dinas Kesehatan Tangerang Selatan mencatat, terdapat 22 kasus baru positif Covid-19. Dengan demikian, totalnya berjumlah 11.821 kasus.

Dari jumlah tersebut, Satgas Penanganan Covid-19 mengonfirmasi 11.013 orang di antaranya sudah sembuh.

Sementara itu, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang dilaporkan meninggal dunia bertambah dua orang. Sehingga totalnya menjadi 409 orang.

Saat ini, terdapat 399 pasien positif Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya atau dirawat di rumah sakit dan pusat karantina Rumah Lawan Covid-19.

Kecamatan Pamulang menjadi wilayah dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak, yakni 2.599 kasus.

Berikutnya adalah Kecamatan Ciputat Timur yang mencatatkan 2.394 kasus Covid-19.

Tangsel yang sebelumnya berstatus zona kuning penyebaran Covid-19, kini kembali naik ke zona oranye atau wilayah dengan risiko penularan sedang.

Pasien ditolak Puskesmas

Dampak dari peningkatan kasus Covid-19 dan tingginya keterisian rumah sakit sudah mulai terlihat.

Pada Rabu (16/6/2021), terdapat pasien Covid-19 dengan kondisi berat kesulitan mendapatkan ruang perawatan.

Baca juga: RS Rujukan Covid-19 Terisi 74 Persen, Wali Kota Tangsel Sebut Kondisi Sudah Darurat

Relawan LaporCovid-19 Tri Maharani menjelaskan, pihaknya mendapatkan informasi dari keluarga pasien di kawasan Pondok Aren bahwa anggota keluarganya membutuhkan ruang perawatan.

Saat itu, kondisi pasien Covid-19 tersebut memburuk dan merasa sesak napas karena saturasi yang semakin menurun.

"Jadi kemarin sore LaporCovid dapat laporan dari keluarga pasien Pondok Aren akan keadaan pasien dan kondisi RS yang penuh semua," ujarnya saat dihubungi, Kamis (17/6/2021).

Menurut Tri, keluarga pasien tersebut meminta bantuan untuk dicarikan ruang perawatan karena tidak bisa dirawat sementara di puskesmas sambil menunggu dirujuk ke rumah sakit.

Pihak Puskesmas, kata Tri, menolak merawat sementara pasien itu dengan alasan tidak berhasil mendapatkan rumah sakit rujukan yang kosong dapat menampungnya.

Pihak Puskesmas mengaku sudah mencoba menghubungi sejumlah rumah sakit rujukan, tetapi seluruhnya penuh dan belum bisa menerima pasien baru.

"Pihak Puskesmas mencari rujukan dan tak dapat. Sebagai bantuan, mereka meminjamkan oksigen dan mengirimkan tenaga medis saat meminjamkan oksigen ke rumah pasien itu," ungkap Tri.

Cari sendiri RS Rujukan

Tri menyayangkan langkah yang diambil pihak puskesmas. Pasalnya, pasien tersebut seharusnya bisa ditampung sementara untuk penanganan pertama.

Namun, pasien dengan gejala berat tersebut justru dibiarkan berada di rumah dengan bekal oksigen yang dipinjamkan oleh pihak puskesmas.

"Ini yang menurut saya mengkhawatirkan. Jadi ada kesalahan pemahaman dari pihak puskesmas akan makna rujukan," kata Tri.

"Jadi pemahaman yang salah dari faskes 1 (puskesmas) tadi, membuat pasien hanya ditolong pinjaman oksigen ke rumahnya dan diperiksa oleh tenaga medis," sambungnya.

Pasien Covid-19 tersebut akhirnya mencari sendiri rumah sakit terdekat bersama keluarga karena semakin sulit bernapas dan Saturasi oksigen yang terus menurun.

Sang pasien juga harus menggunakan kendaraan pribadi karena pihak puskesmas tidak mengantarnya.

Tri menuturkan, pihak puskesmas mengaku tidak bisa melayani pasien karena berdasarkan prosedur rujukan, harus terlebih dahulu ada rumah sakit yang menyatakan siap untuk merawatnya.

"Jadi jika masa pandemi begini rumah sakit full dan tidak ACC rujukan, maka ada pemahaman puskesmas tidak boleh mengantar pasien ke IGD kecuali pasien berangkat sendiri ke IGD tadi," ungkap Tri.

Sambil dibantu dicarikan ruang perawatan oleh tim LaporCovid-19, pasien tersebut akhirnya bisa mendapatkan perawatan sementara di IGD salah satu rumah sakit di Kota Tangerang pada Kamis dini hari.

"Yang terjadi pasien berangkat naik motor sendiri ke IGD terdekat karena sangat sesak. Jadi jam 02.00 WIB malam kemarin pasien berhasil mendapat pertolongan," kata Tri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com