Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI: Risiko Anak Terpapar Covid-19 Sama Besar dengan Dewasa

Kompas.com - 21/06/2021, 08:39 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

Sumber BBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan bahwa risiko keterpaparan anak terhadap Covid-19 sama besarnya dengan orang dewasa.

Oleh sebab itu, para orangtua harus lebih waspada dan menjaga agar anak-anak mereka tidak terpapar virus corona yang saat ini sudah bermutasi menjadi lebih menular dan menimbulkan gejala berat.

Virus corona varian Delta, yang muncul pertama kali di India, bahkan diyakini lebih mudah menyerang anak-anak.

Transmisi virus varian tersebut bahkan meningkat di kalangan anak-anak usia 12-20 tahun di Inggris, seperti dilaporkan CNBC.com, Rabu (16/6/2021) lalu.

Baca juga: 876 Anak Positif Covid-19 Kemarin, Dinkes Minta Orangtua Waspada!

Di Indonesia sendiri, kasus Covid-19 sudah menyerang lebih dari 200.000 anak.

Data Satgas Penanganan Covid-19 per Minggu (20/6/2021) menunjukkan, 12,5 persen dari 1,9 juta kasus positif di Indonesia, yakni sekitar 250 ribu kasus, terjadi pada anak usia 0-18 tahun.

Sementara di Ibu Kota Jakarta, saat ini setidaknya 879 anak usia di bawah 18 tahun mengidap Covid-19.

Orangtua lalai

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung di Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan bahwa salah satu faktor yang membuat kasus Covid-19 pada anak meningkat adalah kelalaian orangtua.

Pada beberapa momen, orangtua justru menempatkan anak pada risiko tertular Covid-19, ujarnya seperti dilansir BBC.com.

Baca juga: Virus Corona Varian Delta Dikhawatirkan Lebih Mudah Menyerang Anak-anak

"Banyak orangtua mengajak anaknya liburan dan ke mal," tukas Nadia.

"Menurut saya, kalau sekarang anak-anak itu meninggal dan anak-anak itu lebih banyak sakit, itu adalah kesalahan orang tuanya. Sudah jelas anak-anak tidak boleh keluar".

 

Ketua IDAI Aman Bhakti Pulungan mengamini salah satu faktor meningkatnya kasus Covid-19 pada anak lantaran sebagian orang tua tak patuh protokol kesehatan.

Namun dia juga mengingatkan pemerintah, angka testing dan tracing Covid-19 pada anak di Indonesia pun masih rendah.

"Idealnya perlakuan antara balita dan anak-anak harusnya sama dengan orang dewasa. Risiko anak dan dewasa terpapar itu sama, yang meninggal juga banyak kan untuk anak," kata Aman lagi.

Baca juga: Rekor Baru Covid-19 Dua Hari Berturut-turut dan Warga Jakarta yang Tak Pernah Belajar

Merujuk data Satgas Penanganan Covid-19, persentase angka kematian anak-anak tercatat 1,2 persen dari total 54.662 kasus meninggal hingga Minggu (20/06).

Itu artinya ada 656 anak-anak dan balita yang meninggal terpapar Covid-19 sejak kasus pertama diumumkan Maret 2020.

Tak hanya itu, Aman menilai melonjaknya kasus Covid-19 pada anak-anak ini harus menjadi alarm bagi pemerintah daerah dan rumah sakit untuk menyiapkan ruang perawatan khusus.

"Kalau kasusnya 12,5 persen maka minimal 10 persen dari itu. Jangan sampai sudah parah baru dirawat. Dokter anak kan ada di mana-mana," tutur dia.

Artikel di atas telah tayang di BBC.com dengan judul "Covid-19: Satu dari delapan pasien di Indonesia adalah anak-anak, orang tua dianggap 'membuat anak berisiko'".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com