Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/06/2021, 11:05 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - "Saya percaya Covid-19 itu ada. Karena saya melihat sendiri kejadiannya," demikian Muwardi (49) membuka cerita dari pengalamannya, Selasa (29/6/2021).

"Mungkin orang enggak percaya karena belum melihat secara langsung," imbuh dia.

Kalimat itu diucapkan Muwardi di sela waktu istirahatnya sebagai seorang sopir ambulans di Tangerang Selatan. 

Kala itu Muwardi baru saja mengantarkan jenazah untuk dimakamkan dengan prosedur Covid-19 di TPU Jombang, Ciputat.

Baca juga: Pemakaman dengan Protap Covid-19 Tembus 1.001, TPU Jombang Siapkan Lahan Baru

Beberapa jam sebelumnya Muwardi menjemput pasien Covid-19 yang meninggal dunia di kawasan Kedaung. Ini adalah jenazah ketiga yang diantarkannya menuju peristirahatan terakhir di TPU Jombang, pada hari yang sama.

Rasa cemas akan bahaya penularan virus corona (SARS-CoV-2) pun menghantui Muwardi setiap kali dia mengantar dan menjemput jenazah pasien Covid-19.

"Ini sudah tiga. (Jemput) dari rumah semua. Ya karena saking banyaknya, saya sedih juga. Gimana kalau ini terjadi sama keluarga kita juga," ucap Muwardi.

Warga Serpong ini sudah lebih dari tiga tahun berprofesi sebagai sopir ambulans. Mengantar dan menjemput pasien ataupun orang yang meninggal dunia sudah jadi rutinitasnya setiap hari.

Baca juga: Potret Pilu Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19 di TPU Rorotan: 3 Peti Ditumpuk dalam Satu Ambulans

Namun, setahun belakangan menjadi masa terberat bagi Muwardi selama bekerja sebagai seorang sopir ambulans.

Sejak kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumukan Presiden Joko Widodo pada Maret 2020, sejak saat itu pula Muwardi ditugaskan sebagai penjemput sekaligus pengantar jenazah pasien terkonfirmasi maupun diduga Covid-19.

"Saya sudah setahun lebih, sejak awal Covid-19. Tugasnya antar jemput jenazah, dari rumah sakit, dari rumah, pokoknya bentuknya jenazah saya ambil," kata Muwardi.

Baca juga: Pasien Covid-19 di Tegal Alur Meninggal Saat Isolasi Mandiri, Polisi: Korban Punya Komorbid

Selama satu tahun terakhir pula, bapak tiga anak ini harus bekerja dari pagi hingga malam. Mengantar jenazah ke TPU Jombang guna dimakamkan dengan prosedur Covid-19.

Bahkan, kata Muwardi, sudah beberapa pekan terakhir dia harus lembur hingga tengah malam karena kasus kematian di wilayah Tangerang Selatan melonjak.

"Setiap hari antar jemput jenazah dari pagi sampai malam. Akhir-akhir ini lumayan banyak, sehari bisa empat sampai lima kali bolak-balik," ungkap Muwardi.

"Melonjak minggu-minggu ini," tegasnya.

Baca juga: Bekerja hingga Tengah Malam Urus Jenazah Pasien Covid-19, Sopir Ambulans: Masker Lepas, Cemas Saya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pemerintah Kirim Cabai dari Daerah untuk Tekan Harga di Jakarta, Kemendag: Sudah Turun Kan?

Pemerintah Kirim Cabai dari Daerah untuk Tekan Harga di Jakarta, Kemendag: Sudah Turun Kan?

Megapolitan
Sebut Ada Oknum Polisi Tak Netral pada Pemilu 2024, Aiman: Saya Hanya Mengingatkan...

Sebut Ada Oknum Polisi Tak Netral pada Pemilu 2024, Aiman: Saya Hanya Mengingatkan...

Megapolitan
Belum Surut, Banjir di Kelurahan Cawang Masih Setinggi 80 Sentimeter

Belum Surut, Banjir di Kelurahan Cawang Masih Setinggi 80 Sentimeter

Megapolitan
Banjir di Pejaten Timur Tak Kunjung Surut, Lurah: Banyak Kiriman Air dari Bogor

Banjir di Pejaten Timur Tak Kunjung Surut, Lurah: Banyak Kiriman Air dari Bogor

Megapolitan
Ayah di Tangsel Ternyata Sudah Perkosa Anak Kandungnya sejak 2018

Ayah di Tangsel Ternyata Sudah Perkosa Anak Kandungnya sejak 2018

Megapolitan
Cegah Kenaikan Harga Jelang Natal-Tahun Baru, Masyarakat Diminta Tak Timbun Bahan Pangan

Cegah Kenaikan Harga Jelang Natal-Tahun Baru, Masyarakat Diminta Tak Timbun Bahan Pangan

Megapolitan
Tak Ada Palang Otomatis, Kecelakaan di Pelintasan Liar Kawasan Cengkareng Berulang Kali Terjadi

Tak Ada Palang Otomatis, Kecelakaan di Pelintasan Liar Kawasan Cengkareng Berulang Kali Terjadi

Megapolitan
Demo Tuntut Kenaikan UMK Bekasi 2024, Buruh: Kami Lumpuhkan Wilayah Kota dan Kabupaten

Demo Tuntut Kenaikan UMK Bekasi 2024, Buruh: Kami Lumpuhkan Wilayah Kota dan Kabupaten

Megapolitan
Banjir di Jakarta Mulai Surut, Tersisa 57 RT Masih Terendam

Banjir di Jakarta Mulai Surut, Tersisa 57 RT Masih Terendam

Megapolitan
Penyebab Kematian Hamka Masih Misteri, Polisi: Sabar, dalam Waktu Dekat Akan Kami Rilis

Penyebab Kematian Hamka Masih Misteri, Polisi: Sabar, dalam Waktu Dekat Akan Kami Rilis

Megapolitan
Dugaan Malapraktik Bayi HNM, Evayanti Pusing Biaya RS Membengkak tapi Anak Masih Kritis

Dugaan Malapraktik Bayi HNM, Evayanti Pusing Biaya RS Membengkak tapi Anak Masih Kritis

Megapolitan
Penjaga Pelintasan Kereta Sempat Halau Mobil Sebelum Ditabrak Nissan Xtrail di Cengkareng

Penjaga Pelintasan Kereta Sempat Halau Mobil Sebelum Ditabrak Nissan Xtrail di Cengkareng

Megapolitan
Satpol PP DKI Diminta Gencarkan Razia Miras Ilegal Jelang Natal dan Tahun Baru 2024

Satpol PP DKI Diminta Gencarkan Razia Miras Ilegal Jelang Natal dan Tahun Baru 2024

Megapolitan
Kementerian PPPA Minta Ayah yang Perkosa Anak Kandungnya hingga Hamil Dihukum Seumur Hidup

Kementerian PPPA Minta Ayah yang Perkosa Anak Kandungnya hingga Hamil Dihukum Seumur Hidup

Megapolitan
Buka Konsultasi Hukum Gratis, Ronny Talapessy: Paling Banyak Masalah Pinjol Ilegal

Buka Konsultasi Hukum Gratis, Ronny Talapessy: Paling Banyak Masalah Pinjol Ilegal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com