Tak perlu memikirkan antrean panjang atau merasa pesimistis tak akan dilayani begitu menyerahkan diri ke fasilitas kesehatan, semisal rumah sakit, yang saat ini memang dalam kondisi hampir kolaps.
Baca juga: Lonjakan Covid-19 dan Kekhawatiran Kolapsnya Fasilitas Kesehatan
Kegawatan hanya dapat ditangani dengan baik oleh fasilitas-fasilitas kesehatan.
"Walaupun ketika datang ke sana, dengan kondisi saat ini, kita harus legowo dengan keribetan dan penuhnya pasien. Tetap saja semua kegawatan harus kita bawa ke faskes terdekat," lanjut Hafiz.
Apabila saat isolasi mandiri merasa ada perburukan saturasi oksigen namun gejalanya tak memburuk, pasien Covid-19 bisa melakukan penanganan sementara dengan memakai tabung oksigen pribadi.
Namun, hati-hati, karena di balik gejala yang biasa-biasa saja, ada risiko happy hypoxia yang mengintai.
Jika pasien tidak mengalami kegawatan, hal yang selanjutnya sebaiknya dilakukan adalah menjaga atau memulihkan kesehatan paru-paru.
Bagi pasien yang masih dalam kondisi lemas dan saturasi oksigennya belum optimal, coba lakukan proning/prone position, salah satu terapi untuk mengembangkan paru-paru dengan mencoba beberapa posisi.
Dokter Hafiz mengatakan bahwa terapi itu cocok bagi pasien Covid-19 yang belum sanggup melakukan aktivitas atau olahraga ringan.
"Ketika kita belum kuat, kita bisa lakukan prone position. Ada beberapa tahapan dan jenis, sederhananya adalah tengkurap, gaya berjemur di pantai ibaratnya," kata dia.
Namun, terapi prone ini tidak dapat dilakukan dengan asal tengkurap. Idealnya, pasien memang harus didampingi oleh tenaga kesehatan dalam mencoba-coba posisi yang dapat mengembangkan paru-parunya. Alih-alih menambah pasokan oksigen untuk paru-paru, prone position yang dilakukan dengan keliru malah dapat membuat pasien sesak.
"Jadi ada ukurannya, contoh, 30 menit dulu dicoba, nanti dicoba lagi 30 menit, posisi mana yang lebih nyaman, apakah tengkurap atau dalam posisi miring," kata dia.
"Prinsipnya, prone itu bagaimana paru yang banyak lendir atau apa bisa kita turunkan, sehingga pengembangan paru yang paling bawah, yang paling besar, bisa melebar," ujar Hafiz.
Pasien sebaiknya berkonsultasi secara daring dengan tenaga kesehatan profesional jika mau mencoba terapi ini, atau sedikitnya meyaksikan sejumlah praktik prone yang disarankan, semisal melalui YouTube.
Hariz menuturkan, bagi penderita penyakit apa pun, ketika beranjak pulih, seseorang harus memulai kembali fase-fase pembiasaan ulang.
Hal ini berlaku pula bagi pasien Covid-19, termasuk bagi mereka yang bergejala ringan atau sedang dan menjalani isolasi mandiri.