Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mereka yang Kesulitan Cari Oksigen untuk Orang Tua yang Sesak Napas

Kompas.com - 02/07/2021, 13:53 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga mengantre untuk mengisi ulang tabung di salah satu depot pengisian oksigen di Kelurahan Pasar Manggis, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan karena stok yang menipis di beberapa sentra penjualan.

"Kalau dulu tidak pernah antre, baru-baru ini parah sekali antreannya," kata seorang pembeli oksigen Liftiana di Jakarta Selatan, Jumat (2/7/2021), seperti dikutip Antara.

Sebelum ke Setiabudi, warga Kampung Melayu, Jakarta Timur itu sudah keliling ke sejumlah tempat di antaranya di kawasan Cipinang, Jakarta Timur, namun penuh dan stok oksigen kosong.

Baca juga: Polisi: Permintaan Oksigen Membeludak karena Banyak Pesanan Perorangan yang Panik

Ia mengaku sebelum pandemi COVID-19, sudah rutin mengisi ulang oksigen karena memiliki orangtua yang memiliki keluhan sesak nafas.

Senada dengan Liftiana, Irna pembeli asal Rawasari, Jakarta Pusat sudah mengantre sejak pukul 09.00 WIB dan hingga pukul 11.00 WIB masih menunggu giliran.

"Dari beberapa hari lalu cari-cari isi ulang oksigen di Kramat Jati dan Pramuka sudah habis," ucap Irna.

Ia mengaku mengisi oksigen untuk kebutuhan orang tua karena sesak nafas.

"Bukan karena COVID-19, tapi memang penyakit orangtua. Jadi, saya jaga-jaga saja kalau pas dibutuhkan, oksigen sudah ada," ucapnya.

Dari Pantauan ANTARA hingga pukul 11.30 WIB, antrean masih terjadi meski sudah mulai terurai di salah satu depot pengisian tabung oksigen di Jalan Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Baca juga: Polda Metro Jaya Bentuk Tim Cegah Penimbunan Tabung Oksigen

Pengelola setempat masih memberikan layanan meski jam operasional sudah berakhir pukul 11.00 WIB setiap Jumat.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya menginstruksikan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita untuk memprioritaskan produksi tabung oksigen medis.

Luhut meminta setidaknya produsen oksigen di Tanah Air mengalokasikan 90 persen hasil produksi untuk kebutuhan medis.

“Terkait ketersediaan oksigen kami sudah meminta Menperin agar memerintahkan para produsen oksigen mengalokasikan 90 persen produksinya untuk kebutuhan medis,” kata Luhut dalam siaran Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (1/7/2021).

Luhut bersama Menperin Agus sudah melakukan rapat terkait kebutuhan tabung oksigen medis.

Menurut Luhut, dari hasil rapat tersebut, seharusnya tidak ada masalah dalam mengimplementasikan arahannya.

Baca juga: Luhut Minta 90 Persen Produksi Oksigen untuk Kebutuhan Medis

“Tadi kami sudah rapat dan kita sudah tata dari apa yang kita lihat, kalau keadaan seperti ini InsyaAllah kita kan semua tidak ada masalah soal ini,” ujar dia.

Sementara itu, Kepolisian menyebut, permintaan oksigen datang dari perorangan yang diduga panik karena penularan Covid-19 kian masif.

"Sekarang ini permintaan dari perorangan ini yang cukup banyak entah dengan kepanikan yang ada," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus kepada wartawan, Rabu (30/6/2021).

Menurut Yusri, permintaan yang tinggi dari perorangan kepada produsen menjadi kendala hingga memunculkan potensi kekurangan oksigen di rumah sakit.

"Kalau alurnya sebenarnya mulai dari produsen turun ke distributor dan baru hilirnya adalah ke retailer. Retailernya siapa? Itu rumah sakit, atau toko alkes baru perorangan," kata Yusri.

Yusri memastikan, ketersediaan tabung gas oksigen tidak mengalami kekurangan di tengah kasus Covid-19 yang meningkat.

Pasokan tabung oksigen dipastikan tidak kurang setelah Polda Metro Jaya memanggil pelaku industri tabung gas, beberapa waktu lalu.

"Tapi sampai saat ini produsen masih menyanggupi, ini dari rapat koordinasi dengan produsen-produsen yang ada sudah dipanggil untuk kita tanyakan langsung," kata Yusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com