Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Pedagang Mi Ayam dan Bakso di Tangsel, Pasrah Merugi Saat PPKM Darurat

Kompas.com - 02/07/2021, 16:13 WIB
Tria Sutrisna,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Para pedagang mi ayam dan bakso di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel), Banten hanya bisa pasrah ketika mengetahui adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.

Kebijakan yang salah satu aturannya melarang usaha kuliner melayani pelanggan makan di tempat ini pun berpotensi memperburuk omzet dan menambah daftar pedagang yang gulung tikar.

Ketua Paguyuban Pedagang Mi Ayam dan Bakso (Papmiso) Cabang Tangsel Sutrisno mengatakan, pandemi Covid-19 sudah membuat sebagian besar anggotanya merugi.

Baca juga: Jelang PPKM Darurat, Wali Kota Tangsel Pastikan Stok Pangan Aman dan Harga Stabil

Sedikitnya, para pedagang mi ayam dan bakso di Tangsel mengalami penurunan omzet hingga 35 persen selama PPKM mikro diberlakukan.

"Ya sekarang-sekarang saja turun sekitar 35 persen. Kadang malah lebih dari itu," ujar Sutrisno saat dihubungi, Jumat (2/7/2021).

Menurut Sutrisno, tak sedikit pula pedagang yang akhirnya gulung tikar karena sulit menyesuaikan antara pemasukan dan pengeluaran.

"Ada yang sebagian gulung tikar ada. Kalau yang tempatnya di mal kan kebanyakan gulung tikar," kata Sutrisno.

Sutrisno mengatakan, PPKM darurat yang dimulai pada Sabtu (3/7/2021) tentu akan memperparah kondisi para pedagang. Terlebih lagi, kebijakan tersebut melarang adanya layanan makan di tempat sekaligus penutupan pusat perbelanjaan atau mal.

Baca juga: Pasien Covid-19 di Tangsel Jadi 1.617 Orang, ICU di RS Rujukan Penuh

"Kalau penurunan sudah pasti ya kan. Itu sudah pasti menurun mau bagaimana lagi. Mau disiasati juga enggak bisa. Memang pembelinya," kata Sutrisna.

Para pedagang, kata Sutrisno, hanya bisa pasrah dan berupaya semampunya menggaet pelanggan. Dia pun memperkirakan akan semakin banyak anggota Papmiso yang gulung tikar.

"Sekarang memang enggak banyak (yang tutup), paling 10 sampai 15 persen. PPKM darurat mulai tanggal 3, besok mal, kantor tutup sekitar dua minggu. Kayaknya nambah lagi yang tutup gulung tikar," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com