Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alarm Kembali Berbunyi, Jakarta Kini Darurat Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19

Kompas.com - 05/07/2021, 11:15 WIB
Rindi Nuris Velarosdela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Provinsi DKI Jakarta kembali mencatat rekor tertinggi kasus harian Covid-19 pada Minggu (4/7/2021) yakni 10.485 kasus. Dengan penambahan kasus tersebut, total kumulatif kasus Covid-19 di Jakarta mencapai 580.595 kasus.

Pasien sembuh bertambah 5.799 orang sehingga total pasien sembuh mencapai 484.949 orang. Untuk korban meninggal dunia bertambah 75 orang, sehingga tercatat 8.652 orang meninggal akibat Covid-19.

Adapun jumlah kasus aktif bertambah 4.611 orang, sehingga kasus aktif kini berada di angka 86.994 kasus.

Baca juga: 10.485 Kasus Baru Covid-19 hingga RS Kolaps di Jakarta Jadi Renungan dan Peringatan untuk Tetap di Rumah Saja

Tidak hanya lonjakan kasus harian, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia juga meningkat tajam dalam sebulan terakhir.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan, pada 1 Juni, angka pemakaman dengan protokol Covid-19 di Jakarta hanya 16 kasus.

Angka kematian kala itu berada di bawah 20 orang hingga pekan pertama Juni 2021. Namun, dalam sepekan terakhir, kondisi tersebut berubah hampir 360 derajat.

Angka pemakaman dengan protokol Covid-19 mencapai ratusan, bahkan menyentuh angka 392 pada 3 Juli 2021.

Berdasarkan data dari corona.jakarta.go.id, angka pemakaman dengan prosedur Covid-19 mulai berada di atas 100 pada 17 Juni 2021.

Kemudian angka pemakaman dengan protokol Covid-19 terus meningkat hingga pada 26 Juni 2021 menembus 227 jenazah.

"Satu minggu terakhir di atas 250, 304, 301, 362 (2 Juli), 392 (3 Juli)," kata Anies, Minggu.

"Ini adalah ayah kita, ibu kita, kakak kita. Karena itu di rumahlah demi keselamatan," lanjutnya.

Baca juga: Angka Kematian dan Kasus Baru Covid-19 di Jakarta Terus Naik, Kapolda Metro: Bantu Kami dengan Tetap di Rumah

 

Sementara itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat 45 jenazah yang dimakamkan dengan prosedur Covid-19 pada Sabtu (3/7/2021), meninggal dunia tidak di rumah sakit, tetapi di rumah atau tempat tinggal pasien.

Anies kembali menegaskan, tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Jakarta bukanlah sebuah prestasi yang perlu dibanggakan.

"Ini jenazah tambah liang kubur itu berbeda dengan menambah rumah. Menambah rumah, menambah kilometer jalan itu adalah sebuah prestasi, tapi menambah liang kubur, menambah jumlah orang yang dimakamkan ini adalah sebuah tanda bahaya bagi semuanya," kata Anies.

Positivity rate atau persentase kasus positif dalam sepekan terakhir di Jakarta sudah menembus angka 39 persen.

Baca juga: Tinjau Pos Pembatasan Wilayah, Anies: Ini untuk Menyelamatkan Kita Semua

Antrean Jenazah Pasien Covid-19 untuk Dimakamkan

Lonjakan kasus Covid-19 di Ibu Kota bukan hanya menyebabkan antrean pasien di rumah sakit, melainkan juga jenazah pasien Covid-19 yang harus dimakamkan.

Azwar, seorang warga Ibu Kota, baru saja berduka karena kehilangan seorang kerabatnya akibat Covid-19 pada Senin (28/6/2021) lalu.

Kerabatnya meninggal di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta Selatan. Mendiang pun harus antre lebih dari satu hari sebelum dapat diantar ke tempat peristirahatan terakhirnya.

"Meninggal itu hari Senin jam 09.30 di rumah sakit. Namanya di rumah sakit saat itu kondisi semua sibuk, suster cuma bilang, 'Tunggu ya, antre untuk pemakaman dapat nomor urut 220'," kata Azwar kepada Kompas.com, Sabtu (3/7/2021).

"Cuma kami enggak dikasih tahu persoalannya apa, apakah proses pemakamannya di TPU Rorotan yang antre atau ambulansnya yang kosong," ia menambahkan.

RS kemudian mengizinkannya untuk mencari sendiri TPU lain yang dapat jadi lokasi pemakaman dengan protap Covid-19.

Keluarga Azwar lalu mencari sendiri slot pemakaman yang mungkin tersedia, salah satunya menghubungi petugas pemakaman di TPU Pondok Ranggon.

Baca juga: Anies: Pemakaman Prosedur Covid-19 Meningkat Signifikan dalam Sepekan Terakhir

 

Namun, TPU Pondok Ranggon hanya terima pemakaman tumpang, dengan syarat jika sudah ada keluarga sebelumnya yang sudah dimakamkan di sana.

Setelah mencari ke sana-sini, Azwar dan keluarga akhirnya mendapatkan slot pemakaman di TPU Pedurenan, Mustikajaya, Kota Bekasi.

"Akhirnya dimakamkan di sana hari Selasa (29/6/2021) jam 11-an sebelum dzuhur," kata Azwar.

Baca juga: RS di Jakarta Kolaps, Anies: Banyak Warga Tidak Dapat Tempat Perawatan Covid-19

Di sisi lain, petugas makam juga harus bekerja lebih keras selama sebulan terakhir. Fotografer Kompas.com, Kristianto Purnomo yang kala itu memotret untuk peliputan, menyaksikan kesibukan para petugas makam dalam menangani jenazah pasien Covid-19.

Peti-peti jenazah pasien Covid-19 itu terlihat ditumpuk dalam satu mobil ambulans.

"Di dalam satu ambulans ada tiga peti jenazah, tidak cuma satu," kata Kristianto, Jumat (25/6/2021).

Kala itu, lebih dari satu ambulans yang membawa jenazah pasien Covid-19 harus antre di TPU Rorotan. Antrean itu terjadi karena menunggu petugas makam menurunkan peti jenazah yang dibawa dari berbagai daerah di Jakarta.

"(Kamis) malam itu ada empat, lima ambulans antre. Macam-macam (asal kedatangan jenazah pasien Covid-19 itu)," kata Kristianto.

"Ambulans yang menumpuk peti jenazah 2 sampai 3 peti tidak cuma satu mobil, ada sekitar dua ambulans lagi sepengelihatan ku," tambahnya.

Melihat kondisi Ibu Kota yang semakin mengkhawatirkan, Anies mengungkapkan, Pemprov DKI sudah tidak ingin mengubur jenazah pasien Covid-19 lebih banyak.

Baca juga: PPKM Darurat, Dishub Kota Tangerang Masih Terapkan Pembatasan Penumpang Transportasi Umum 50 Persen

 

Terlebih lagi, saat ini sejumlah rumah sakit di Ibu Kota sudah hampir kolaps.

Oleh karena itu, Anies meminta masyarakat untuk bisa menahan diri untuk tidak keluar rumah hingga kondisi kembali normal.

"Yang sekarang tidak terpapar jangan sampai terpapar, caranya sederhana jauhi kerumunan jauhi berpergian, tinggal di rumah sampai kondisi aman terkendali itu saja," kata dia.

Baca juga: Ini Penyesuaian Jam Operasional Angkutan Umum di Jakarta Selama PPKM Darurat

Pemerintah pun sudah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat mulai 3-20 Juli 2021. Sejumlah jalan menuju Jakarta ditutup, mobilitas warga juga dibatasi.

"Ini bukan untuk mengosongkan jalan di Jakarta, ini adalah untuk menyelamatkan kita semua, menyelamatkan Anda, menyelamatkan keluarga kita semua," ujar Anies.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com