JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga antre berjam-jam demi mendapatkan oksigen di pos pengisian di Jalan Raya Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Senin (5/7/2021).
Rismanto adalah salah satunya. Sambil membawa tabung oksigen, ia terpaksa mengantre berjam-jam demi mendapatkan 1 meter kubik oksigen yang dipatok dengan harga Rp 30.000.
"Saya antre dari pukul 08.00 WIB dan baru dapat sekitar pukul 09.30 WIB. Ini sekarang Rp 30.000 harganya. Ini untuk ibu saya yang lagi isolasi mandiri di rumah," kata Rismanto, Senin ini, sebagaimana diwartakan Tribun Jakarta.
Baca juga: GITA Terima Lebih dari 1.500 Pemohon Tabung Oksigen, Stok Hanya 101
Warga lain, Yadi, juga merasakan hal serupa. Ia harus mengantre selama dua jam untuk mendapatkan isi ulang oksigen.
Antrean mobil sepanjang 300 meter membuatnya harus sabar demi mendapatkan oksigen.
"Saya dari pukul 07.00 WIB. Memang sudah antre. Tapi karena memang lagi ada yang sakit jadi sabar aja buat antre. Ini sudah dapat," ujar Yadi.
Oksigen langka
Oksigen banyak diburu seiring memburuknya pandemi Covid-19. Pasien Covid-19 melonjak, sebagian di antaranya membutuhkan oksigen.
Hal itu juga dirasakan Gerakan Indonesia Kita (GITA).
Gerakan yang berposko di Jalan Utan Kayu, Nomor 68 H, Matraman, Jakarta Timur, itu telah menerima 1.524 pemohon tabung oksigen sejak mereka menggagas gerakan "Oksigen Untuk Warga Gratis" sejak Kamis (1/7/2021) lalu.
"Untuk total pendaftar hingga hari ini itu ada 1524. Banyak banget dan itu menunjukkan bahwa ketersediaan tabung oksigen di pasaran sedikit. Sementara yang membutuhkan sangat banyak," kata Ketua Pelaksana GITA Arief Bobhil kepada Kompas.com, Senin.
Hal itu berbanding terbalik dengan stok yang dimiliki GITA, yakni 101 tabung oksigen.
"Hari ini kami cuma mengantarkan 12 tabung oksigen, sedangkan pemohonnya 194," ucap Arief.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) yang juga Koordinator PPKM Darurat Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya meminta agar produksi tabung oksigen diprioritaskan bagi kepentingan medis.
Hal ini demi mencegah terjadinya kekurangan persediaan tabung oksigen untuk pasien Covid-19.
"Koordinator PPKM Darurat meminta agar 100 persen produksi oksigen diperuntukkan untuk kepentingan medis terlebih dahulu. Ini artinya seluruh alokasi industri harus dialihkan ke sektor medis," kata Juru Bicara Menko Marves, Jodi Mahardi, dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin.
Baca juga: Luhut Minta Seluruh Produksi Tabung Oksigen Dialihkan ke Sektor Medis
Terkait rencana tersebut, kata Jodi, Luhut telah meminta Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bekerja sama.
Bersamaan dengan itu, Jodi mengingatkan masyarakat agar tak menimbun tabung oksigen atau obat-obatan dan alat kesehatan lainnya.
Ia mewanti-wanti bahwa hukum akan bertindak bagi siapa pun yang kedapatan menimbun kebutuhan penanganan Covid-19.
"Hukum akan bertindak, pemda akan membentuk Satgas khusus untuk memastikan ketersediaan oksigen obat dan alat kesehatan. Polri akan menindak tegas para spekulan penimbun tabung oksigen," ujarnya.
Jodi mengimbau masyarakat untuk melapor ke Satgas atau pihak berwajib jika menemukan penimbun tabung oksigen dan obat-obatan lainnya atau menjual alat kesehatan di atas harga yang sudah ditetapkan.
"Mereka yang menari di atas duka kita adalah penjahat kemanusiaan," kata dia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.