Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diprotes Pedagang Pasar Lama Tangerang yang Ditutup Saat PPKM Darurat, Kadis: Tak Ada Bantuan Uang

Kompas.com - 06/07/2021, 22:23 WIB
Muhammad Naufal,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM (Perindagop) Kota Tangerang tidak akan memberikan bantuan dana bagi pedagang di Pasar Lama yang dilarang beroperasi sampai 20 Juli 2021.

Larangan itu dilakukan karena pedagang kaki lima (PKL) di pasar itu melanggar peraturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.

Akibat larangan itu, Asosiasi Pedagang Pasar Lama meminta solusi kepada pemerintah karena pemasukan mereka berkurang.

"Tidak ada bantuan uang atau modal yang dikeluarkan oleh Dinas," kata Kepala Dinas Perindagop UMKM Kota Tangerang Teddy Bayu melalui pesan singkat, Selasa (6/7/2021).

Baca juga: Protes Penutupan Area Kuliner Pasar Lama Tangerang Saat PPKM Darurat, Pedagang: Harus Ada Solusi!

Pihaknya tidak memberikan bantuan itu karena pihak yang terdampak PPKM darurat bukan hanya para PKL di Pasar Lama.

Namun, seluruh masyarakat di Kota Tangerang turut terdampak aturan tersebut.

Teddy menyebut, jajarannya juga tidak akan melakukan mediasi dengan asosiasi itu perihal cara Pemkot melarang PKL berjualan.

Sebelumnya, asosiasi itu mempertanyakan tindakan Pemkot yang melarang PKL berjualan dengan cara yang tidak seharusnya.

"Tidak ada mediasi, karena ini kondisi darurat dan sudah menjadi keputusan dan perrimbangan Satgas Covid-19 Kota Tangerang," urai Teddy.

Meski demikian, Disperindagop telah mengajukan program Bantuan Presiden Produktif untuk Usaha Menengah (BPUM) kepada Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenkoUKM).

Baca juga: Satpol PP Tangerang Temukan 237 Pelanggar Selama PPDB Darurat, Paling Banyak karena Tak Pakai Masker

Kata dia, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangerang juga telah mengajukan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) ke Kementerian Sosial (Kemensos).

"Dinas sedang mengusulkan kembali BPUM, begitu juga Dinsos untuk BLT," tutur Teddy.

Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Lama Abu Salam sebelumnya berujar, larangan berjualan tersebut sangat memengaruhi pemasukan para PKL di kawasan itu.

Terlebih, pemasukan mereka sangat berkurang semenjak merebaknya virus Covid-19 di Indonesia.

Abu meminta agar Pemkot Tangerang mampu menimbang risiko yang dihasilkan sebelum mengeluarkan keputusan.

"Kalau mau buat kebijakan itu jangan timpang dan harus ada solusi. Jangan melarang tapi enggak ada solusi," papar dia kepada awak media, Senin.

"Ini urusan main tutup aja usaha orang," sambung Abu.

Dia justru mempertanyakan tindakan Pemkot Tangerang saat melakukan penutupan itu.

Menurutnya, pemerintah setempat menyampaikan penutupan itu dengan cara yang tidak sopan atau semena-mena.

Abu berujar, seharusnya Pemkot Tangerang menyampaikan penutupan itu melalui surat atau pengumuman resmi.

Abu lantas meminta solusi kepada Pemkot Tangerang berkait dengan pemasukan mereka selama para PKL dilarang berjualan di lokasi itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com