"Yang bantu jangan hanya pemerintah, tapi juga swasta yang punya kepedulian kita dukung, biar rumah sakit enggak kewalahan karena melayani pasien itu sudah berat, sulit kalau dibebani harus cari oksigen, kursi roda, dan lain-lain," imbuhnya.
Di samping itu, Syahril menyatakan bahwa sumber daya manusia (SDM) RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso hingga kini masih mencukupi, meski tidak dalam keadaan paling ideal.
Pasalnya, sejumlah tenaga kesehatan terinfeksi Covid-19. Ada juga yang memiliki komorbid atau sudah berusia senja sehingga harus ditempatkan di zona hijau rumah sakit.
Sebagai bantuan, sebanyak 260 orang relawan juga ikut melayani di rumah sakit. Mereka dikontrak per tiga bulan.
"Per 13 juli (2021), ada 196 relawan tenaga kesehatan (nakes), itu meliputi dokter, perawat, laboratorium, dan ada 64 relawan non nakes, termasuk sopir, cleaning service," kata Syahril.
Syahril menyampaikan, untuk dirawat di RSPI Prof. Dr. Sulianto Saroso, idealnya, pasien akan dirujuk oleh puskesmas setempat.
"Idealnya dari puskesmas ada rujukan SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu), jadi nanti ada data lengkap yang dikirim ke rumah sakit dan akan disesuaikan, apakah rumah sakit ada ruangan yang kosong atau tidak," kata Syahril.
Namun, dalam praktiknya, masih banyak pasien yang dikirim ke rumah sakit tanpa adanya rujukan sehingga terkadang rumah sakit dalam kondisi penuh. Ada juga pasien yang langsung datang ke rumah sakit tanpa sebelumnya datang ke puskesmas.
"Tapi itu semua kami terima, cuma kalau tidak ada ruangan ya harus di tenda atau memang di selasar itu," kata Syahril.
Syahril kemudian meminta bantuan dukungan dari semua pihak agar penanganan Covid-19 dapat berlangsung maksimal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.