Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Isolasi OTG, Asrama UI Akan Jadi Lokasi Pemulihan Pasien Covid-19 agar RS Cepat Kosong

Kompas.com - 17/07/2021, 18:02 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok akan mengoperasikan Asrama Mahasiswa Universitas Indonesia/Wisma Makara 2 tidak hanya sebagai lokasi isolasi terkendali bagi pasien Covid-19 bergejala ringan, namun juga sebagai tempat pemulihan.

Hal ini dilakukan sebagai strategi atasi antrean rumah sakit yang terus terjadi saat ini.

"Nanti kalau berdasarkan pertimbangan dokternya sudah bisa dilepas, nanti pemulihannya dialihkan ke Makara 2. Sehingga, bed di rumah sakit bisa dimanfaatkan oleh pasien yang antre di IGD. Polanya jadi seperti itu," kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, kepada Kompas.com.

Baca juga: Asrama Mahasiswa UI Sudah Difungsikan Jadi Tempat Isolasi Terkendali, Ini Syarat untuk Pasien

Saat ini, sudah ada 400 tempat tidur yang dialokasikan oleh Pemerintah Kota Depok dan Pemprov Jawa Barat di Asrama Mahasiswa UI.

Dari jumlah itu, 233 di antaranya bisa segera digunakan saat ini, sementara sisanya dioperasikan bertahap. Ada 6 dokter dan 16 perawat yang disiapkan di sana.

Dadang menjelaskan, Pemerintah Kota Depok bukannya tidak menambah kapasitas rawat pasien Covid-19 di rumah sakit.

Akan tetapi, penambahan yang dilakukan belum mampu mengejar tingginya permintaan akan tempat perawatan pasien Covid-19 di Depok.

Baca juga: Dihantam Pandemi, Dana Belanja Tak Terduga Pemkot Depok Tinggal Rp 15 Miliar

Pemerintah bahkan telah mendedikasikan RSUD Kota Depok menjadi rumah sakit khusus penanganan Covid-19 100 persen, dengan kata lain, tak lagi menerima pasien dengan penyakit selain infeksi virus SARS-CoV-2.

"Kita sudah menambah kapasitas bed di rumah sakit itu selama 1 bulan lebih dari 200 bed (saat ini 1.084 bed)," ungkap Dadang.

"Akan tetapi, BOR-nya (tingkat keterisiannya) tidak turun karena permintaan bed ruang perawatan itu sangat tinggi, baik oleh warga Depok maupun oleh warga luar Depok," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com