Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPRD DKI Terima Laporan Ahok soal Tarif Kremasi Melonjak Ratusan Juta Rupiah

Kompas.com - 19/07/2021, 17:49 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi E DPRD Ima Mahdiah mengaku mendapat dua laporan terkait tarif kremasi jenazah pasien Covid-19 yang menyentuh angka ratusan juta rupiah.

Laporan pertama, Ima menerimanya dari mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Katanya, orangtua dari teman Ahok meninggal dunia karena terpapar Covid-19 dan harus dikremasi.

"Kebetulan (laporan) yang satu saya dikirim sama Pak Ahok waktu itu, kebetulan teman beliau orangtuanya meninggal, tapi tidak ada tempat untuk kremasi untuk Covid di Jakarta untuk yang (dikelola) Pemda, sedangkan di swasta tempatnya penuh dan harganya tinggi," kata Ima saat dihubungi melalui telepon, Senin (19/7/2021).

"Kedua saya dapat laporan dari warga Jakbar, dia sampaikan bahwa harganya (tarif) tinggi sekali untuk kremasi saja," imbuhnya.

Baca juga: Sebut Biaya Kremasi di Jakarta Meningkat 4 Kali Lipat, Politikus PSI Minta Pemprov DKI Turun Tangan

Ima mengatakan, masih dalam laporan yang dia terima, warga mengaku ditawari jasa kremasi jenazah pasien Covid-19 di luar Jakarta dengan tarif hingga ratusan juta rupiah.

Menurut Ima, tarif tinggi bisa jadi disebabkan permintaan kremasi yang kian banyak di tengah wabah Covid-19.

"Cuma pemakaman sama kremasi saja sampai berapa ratus juta. Mungkin karena permintaan banyak," kata dia.

Namun, kenaikan tarif yang tidak wajar tersebut tidak bisa ditoleransi. Menurut politikus PDI-P ini, jika kenaikan tarif hanya sebatas penambahan biaya alat pelindung diri (APD) dan disinfeksi, kemungkinan keluarga jenazah pasien akan memaklumi.

Baca juga: YLKI: Pemerintah Harus Tetapkan Harga Tertinggi Kremasi Jenazah

"Kalau ada kenaikan tambahan APD masih masuk akal, tapi kalau naiknya tidak masuk akal kan kasian mereka ini yang memang mereka jenazahnya protap pemakamannya harus dikremasi," kata dia.

Untuk itu dia meminta agar Pemprov DKI Jakarta bisa memberikan fasilitas krematorium untuk warga yang jenazahnya dikremasi.

"Karena pemerintah kan harus hadir di semua segmen, bukan hanya di satu segmen tertentu," kata dia.

Ima mengeklaim bahwa permintaannya langsung mendapat respons Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Baca juga: Pemprov DKI Diminta Segera Bangun Krematorium untuk Jenazah Pasien Covid-19

Dia menyebut Anies telah menyatakan sanggup mendirikan krematorium di bawah pengelolaan Pemprov DKI Jakarta.

"Saya tanya lagi ketika viral itu saya tanya kata beliau (Anies) tanggal 25 sudah bisa dibuka yang baru," kata Ima.

Untuk diketahui, saat ini masih belum ada fasilitas krematorium yang melayani kremasi jenazah pasien Covid-19.

Ada tiga krematorium di Jakarta dan seluruhnya merupakan milik swasta yang tidak membuka layanan untuk kremasi jenazah pasien Covid-19.

Baca juga: Pemprov DKI: Saat Ini Tak Ada Tempat Kremasi Jenazah Covid-19 di Jakarta

Sementara itu krematorium swasta yang menerima kremasi jenazah Covid-19 justru berada di luar wilayah Jakarta, seperti Oasis, Tangerang; Sentra Medika, Cibinong; dan Lestari, Kerawang.

Karena tidak berada di wilayah Jakarta dan intensitas mobil jenazah yang cukup sibuk di masa pandemi, Suzi mengatakan Pemprov DKI tidak bisa membantu banyak bahkan untuk mengantar jenazah ke tempat kremasi di luar Jakarta.

"Petugas Palang Hitam tidak melayani pengantaran jenazah ke lokasi kremasi swasta di luar Jakarta. Masyarakat yang ingin melakukan kremasi terhadap anggota keluarganya dapat dilakukan secara mandiri dan memastikan biaya langsung ke lokasi-lokasi kremasi swasta, bukan melalui oknum," ujar Suzi dalam keterangan tertulis, Minggu (18/7/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com