Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri Minta Pemkot Tangerang Bentuk Tim Khusus Tracing Covid-19

Kompas.com - 27/07/2021, 13:58 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang membentuk tim khusus tracing Covid-19 di wilayah tersebut.

Permintaan itu diutarakan Tito saat konferensi pers usai melakukan rapat koordinasi soal penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Tangerang, Selasa (27/7/2021).

Dia berujar, pembentukan tim khusus tracing bertujuan untuk mempercepat penemuan pasien atau orang tanpa gejala (OTG) yang tak menyadari bahwa mereka terinfeksi Covid-19.

"Melakukan tracing standarnya 15 orang yang di-trace. Siapa saja yang kontak erat dengan yang positif," ungkapnya.

Baca juga: UPDATE 26 Juli: Tambah 227 Kasus di Kota Tangerang, 6.890 Pasien Covid-19 Masih Dirawat

"Kemudian testing kepada mereka. Itu untuk membendung, melokalisir, supaya tidak menyebar," sambung Tito.

Mantan Kapolri itu menyebutkan, pembentukan tim khusus tracing juga untuk mengetahui sedini mungkin adanya pasien tanpa gejala.

Jika Pemkot dapat menemukan OTG lebih cepat, penanganan yang mampu dilakukan juga lebih cepat dan maksimal.

Kata Tito, penanganan yang dilakukan dapat berupa pemberian vitamin dan makanan sehat.

"Jangan sampai nanti dia positif, enggak tahu, dan masuk fase yang berat dan (penanganannya) sudah terlambat," ujarnya.

Baca juga: PKL Boleh Layani Makan di Tempat, Bima Arya: Maksimal 3 Pengunjung, Waktu Makan 20 Menit

Pembentukan tim tracing dapat menggunakan dana yang berasal dari refocusing anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Pemkot Tangerang sebesar 8 persen.

Saat merekrut anggota tim khusus tracing, Pemkot dapat membuka lowongan melalui daring.

"Nah, ini semua bisa digunakan dari anggaran refocusing 8 persen," kata Tito.

Dia mengimbau agar Pemkot Tangerang dapat merekrut anggota tim yang bukan berasal dari kalangan puskesmas atau RS dan TNI-Polri.

Pasalnya, tenaga kesehatan dari kalangan tersebut juga menangani permasalahan kesehatan selain penanganan Covid-19.

"Teman-teman mungkin sudah overload. Tugas utamanya lebih banyak yang ke situasi," ujar Mendagri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com