Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pedagang Bunga di Tangsel, Penjualan Kembang Sepi, tapi Banyak Pesanan Karangan Dukacita

Kompas.com - 31/07/2021, 20:55 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berdampak pada pasang surutnya penjualan para pedagang di berbagai sektor.

Hal itu turut dialami oleh pedagang bunga di Jalan Pondok Pucung, Pondok Jaya, Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Salah satu pedagang bunga bernama Ferry Hidayat (51) menceritakan, kembang yang biasanya banyak dipesan sebelum pandemi Covid-19 melanda, kini hampir sama sekali tak terjual.

Baca juga: Joe Biden Prediksi Jakarta Tenggelam 10 Tahun Lagi, Ini Tanggapan Wagub DKI

Bunga mawar dan sejumlah bunga lain yang biasa dijadikan buket seolah hanya jadi pajangan yang menghiasi toko di pinggih jalan.

"Kalau saat PPKM (penjualan) turun 90 persen. Yang jelas sangat pengaruh di masa PPKM," kata Ferry saat dihubungi, Sabtu (31/7/2021).

Ferry mengatakan, pendapatan yang masuk setiap hari hanya dari pesanan karangan bunga dukacita berbagai ukuran.

Baca juga: 3.327 Kasus Baru Covid-19 di Jakarta Hari Ini, Positivity Rate Masih di Atas Standar Aman

Setidaknya ada dua hingga tiga pesanan karangan bunga dukacita yang harus dikerjakan setiap hari.

"Setiap hari ada dua atau tiga pesanan, dan itu hampir setiap toko dapat order. Kalau bicara bersyukur banyak pesanan karangan duka, tidak baik, tapi harus diakui ini rejekinya tukang bunga," ucap Ferry.

Senada dengan Ferry, Ajat, juga merasakan penjualan berbagai jenis kembang menurun.

Kondisi penjualan bunga yang merosot dialami Ajat saat adanya aturan PPKM darurat sejak 3 Juli 2021.

"Penjualan turun 90 persen. Hanya 10 persen jualan bunga semenjak PPKM. Ada yang beli tapi tidak banyak," kata Ajat.

Baca juga: Blusukan Bagi-bagi Sembako, Wali Kota Depok: Kita Berharap Bisa Selesaikan Pandemi dengan Sedekah

Ajat tak menampik, pesanan justru beralih pada karangan bunga dukacita yang datang setiap hari untuk dikirim ke wilayah Tangerang Selatan dan Jakarta.

"Ada sampai tiga setiap hari pesanan karangan buka dukacita. Umumnya kami antar di wilayah sini (Tangsel) dan Jakarta juga ada," kata Ajat.

Ajat berharap agar pandemi Covid-19 segera selesai guna mengembalikan jumlah pesanan seperti sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com