Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gap Data Covid-19 Pusat-Daerah Terjadi Lagi, Satgas Depok: Sudah Berkali-kali Disampaikan Sejak 2020

Kompas.com - 06/08/2021, 12:12 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok kembali menyuarakan pentingnya penyelarasan/rekonsiliasi data kasus Covid-19 antara daerah dengan nasional.

Sebagai informasi, kesenjangan data antara daerah dengan nasional kembali terungkap setelah Satgas Covid-19 RI menyebut bahwa Depok jadi wilayah dengan jumlah kasus aktif terbanyak di Indonesia (27.389 pasien).

Padahal, data real di Kota Depok, jumlah kasus aktif Covid-19 tersisa 9.519 orang.

Baca juga: Serbaneka Selisih Data Covid-19 Depok dan Nasional Saat Pandemi Sudah 10 Bulan

"Kondisi ini sudah saya sampaikan berkali-kali kepada Satgas Pusat, bahkan dari tahun 2020," kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana, kepada Kompas.com, Jumat (6/8/2021).

"PR Satgas Pusat saat ini, segera laksanakan rekonsiliasi data, karena ini tidak terjadi dengan Kota Depok saja, tapi juga terjadi dengan daerah lainnnya," ia menambahkan.

Padahal, Depok saat ini malah sedang gencar-gencarnya menyempurnakan data kasus Covid-19.

Baca juga: Selisih Data Covid-19 Dinkes Banten Vs Kemenkes hingga 5.378 Kasus, Kadinkes: Kami Tampilkan Apa Adanya

Dadang menyebut, secara simultan, pemerintah sedang membenahi delay input data dari fasilitas kesehatan.

Tujuannya, supaya data yang diumumkan setiap hari oleh Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok semakin mendekati kondisi real penularan Covid-19 di lapangan.

Basis data, bagaimana pun, adalah kunci dari pengambilan kebijakan yang tepat untuk merespons tren perkembangan wabah.

"Ayo laksanakan rekonsiliasi data pusat dengan daerah, agar ada kesesuaian data. Karena data digunakan untuk perhitungan zonasi daerah dan kebijakan," jelas Dadang.

Baca juga: Selisih Data Terjadi Lagi, Depok Minta Satgas Covid-19 Konsen: Bahaya jika Tak Diselesaikan

Selain kasus aktif, kesenjangan data antara Depok dengan Pusat juga terjadi pada kasus kesembuhan dan kasus kematian terkonfirmasi Covid-19.

Depok melaporkan sudah ada 81.198 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh, sementara versi Pusat baru 57.231.

Depok sudah mencatat 1.792 korban Covid-19, sedangkan Pusat baru 1.169.

Kesenjangan data tak kunjung beres

Kompas.com mencatat riwayat kesenjangan data di mana Depok seringkali menjadi korban keterlambatan input data Satgas Pusat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com