JAKARTA, KOMPAS.com - Harga swab test Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendeteksi Covid-19 di Jakarta belum sepenuhnya turun sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.
Masih ada sejumlah rumah sakit yang menetapkan harga selangit dengan menjanjikan hasil tes keluar lebih cepat.
Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit (Persi) Lia G. Partakusuma menyebut, saat ini rumah sakit memang memiliki dua metode tes PCR yang berbeda.
Metode pertama adalah open reagen atau metode konvensional.
"Open atau kovensional itu lama pengerjaannya itu sekitar 6 jam. Sampel datang, harus diproses dulu, dimasukkan ke alat dan sebagainya itu 6 jam," kata Lia kepada Kompas.com, Jumat (20/8/2021).
Baca juga: Saat Instruksi Jokowi soal Tarif Tes PCR Tak Dipatuhi Sejumlah RS dan Klinik di Jakarta
Dengan metode open ini, kata Lia, tarif tes PCR masih mungkin diturunkan sesuai batas tarif tertinggi yang telah ditetapkan pemerintah, yakni Rp 495.000.
Metode kedua adalah closed reagen atau biasa disebut sebagai Tes Cepat Molekuler (TCM). Sesuai namanya, tes PCR jenis ini hasilnya keluar lebih cepat.
Namun Reagen yang digunakan memiliki harga lebih tinggi sehingga tarifnya juga jauh lebih mahal.
"Tes cepat itu saat ini harga reagennya belum masuk kalau di bawah 500.000," kata Lia.
Lia menilai dibutuhkan intervensi pemerintah untuk menurunkan harga Reagen jika ingin tarif tes PCR di seluruh rumah sakit sesuai ketentuan.
"Kalau nanti tes cepat harga reagennya ditekan habis bukan, tidak mungkin turun," katanya.
Lia menyebut, sampai saat ini belum ada intervensi yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan harga reagen, baik yang digunakan di sistem konvensional atau pun di tes cepat molekuler.
Namun harga reagen pada sistem konvensional akhir-akhir ini sudah ada yang turun karena banyaknya perusahaan yang memproduksi.
"Jadi ini mirip-mirip seperti APD di awal pandemi dulu lah. Waktu awal harganya mahal karena stoknya sedikit, tapi saat sudah banyak perusahaan yang memproduksi harganya bisa turun," ujarnya.
Lia menambahkan, saat ini pilihan dikembalikan ke masyarakat. Jika masyarakat ingin hasil tes PCR didapat dengan cepat, maka harus merogoh kocek lebih.
Namun ia memastikan setiap rumah sakit juga menyediakan tes PCR dengan harga sesuai tarif batas tertinggi, meski dengan waktu tunggu hasil tes lebih lama.
Kompas.com sebelumnya melakukan pengecekan ke sejumlah rumah sakit dan klinik di Jakarta yang menyediakan layanan tes PCR pada Rabu (18/8/2021).
Ada sejumlah RS menetapkan harga tes PCR lebih mahal dengan menawarkan layanan instan. Misalnya di Rumah Sakit Mayapada Hospital di Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Lewat akun Instagram rumah sakit itu diketahui bahwa tarif tes PCR Rp 489.000 dengan hasil 1x24 jam.
Namun untuk mendapatkan hasil tes dalam kurun waktu 12 jam, dikenakan tarif tambahan sebesar 500.000.
Baca juga: Siasat Layanan Tes PCR di Jakarta Hindari Batas Tarif Tertinggi Rp 495.000
Sementara untuk hasil tes keluar dalam 6 jam, biaya tambahannya sebesar Rp 900.000.
Cara serupa juga diterapkan oleh Bumame Farmasi yang mempunyai 29 lokasi layanan di wilayah Jabodetabek dan 20 diantaranya di Jakarta.
Perusahaan itu menetapkan tarif test sesuai batas atas yang ditetapkan Kemenkes, yakni Rp 495.000 dengan hasilnya keluar dalam waktu 1x24 jam.
Namun, pengguna test PCR bisa mendapatkan hasil lebih cepat jika merogoh kantong lebih dalam.
Untuk hasil keluar dalam 16 jam, maka tarifnya Rp 750.000. Sementara jika ingin hasil keluar dalam 10 jam, tarif yang harus dikeluarkan adalah Rp 900.000.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.