Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Dulu Tawuran Dipicu Ketersinggungan, Kini Diawali Saling Ejek di Sosial Media

Kompas.com - 20/08/2021, 18:13 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakapolres Metro Jakarta Selatan AKBP Antonius Agus Rahmanto mengatakan, media sosial digunakan sebagai media provokasi antarkelompok. Mulanya pelaku saling ejek di dunia maya, akhirnya berujung tawuran.

"Kalau dulu memang trennya tawuran ketika ada ketersinggungan langsung (bentrok). Memang waktu itu belum ada sosial media. Ini mungkin sosial media disalahgunakan oleh mereka," kata Agus di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Jumat (20/8/2021).

Agus mengatakan, kelompok yang terlibat tawuran biasanya sudah mengenal anggotanya di sosial media. Para remaja dalam masing-masing kelompok biasanya saling ejek dan serang lewat kolom komentar.

Baca juga: Tawuran di Bangka Tewaskan Remaja, Berawal Saling Ejek lewat Instagram

"Ini fenomena yang membutuhkan perhatian serius bagi kita semua, tanggun jawab kita bersama apabila menyimak dari ada beberapa akun yang kemudian di bawahnya komen yang cenderung provokatif," kata Agus.

Agus mengatakan, semua pihak harus membina remaja-remaja yang menyalahgunakan media sosial untuk hal-hal negatif seperti saling ejek dan berujung tawuran.

Ia pun mengaku miris dengan kasus tawuran yang pecah di Jalan Bangka XI karena berawal dari provokasi anak di bawah umur.

"Ini mungkin perlu didikannya mungkin mohon maaf dalam artian pemahaman sosial media yang perlu harus diluruskan, sosial media bukan untuk provokasi ataupun provokator tetapi digunakan ajang untuk pertemannan. Masih banyak untuk hal-hal yang bagus," ujar Agus.

Baca juga: Tersangka Tawuran yang Tewaskan Seorang Remaja di Bangka Kini Jadi 11 Orang

"Kalau dibilang fenomena (tawuran) kesekian kali ini tuh memang karena mengikuti tren sosial media digunakan untuk tawuran," tambah Agus.

Tawuran di Jalan Bangka XI diketahui berawal dari saling ejek dan saling tantang lewat Instagram. Kedua kelompok kemudian sepakat tawuran di Jalan Bangka XI.

Kedua kelompok bahkan mempersenjatai diri dengan senjata tajam. Selain itu, stik golf pun digunakan.

Sebelumnya, tawuran antarkelompok juga terjadi di Jalan Menteng Wadas, Pasar Manggis, Setiabudi pada Selasa (20/7/2021) sore. Tawuran tersebut melibatkan sejumlah warga yang saling serang.

Dalam video yang beredar, terlihat sejumlah orang melempar batu, sambil memakai helm, memegang tongkat kayu, hingga senjata tajam.

Terlihat juga banyak warga yang menonton kejadian tersebut, meski sedang masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4.

Tawuran antarkelompok warga di wilayah Pasar Manggis tersebut sudah terjadi tiga kali selama dua hari yakni pada malam takbiran dan Idul Adha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com